SMAN 2 NUBATUKAN-Lembata || Di tengah pendemi covid-19 saat ini, hampir semua aktivitas berjalan dengan mengedepankan protokol kesehatan secara ketat, semenjak dikeluarkan sejumlah peraturan pemerintah, mulai dari pusat hingga ke tingkat daerah guna memutus mata rantai  penyebaran Covid-19, yang tengah melanda Indonesia maupun dunia secara global.
Penyebab Covid-19 ini, mengharuskan semua orang baik secara person maupun kelembagaan menjalankan aktivitas rutinnya, Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) secara daring atau belajar dari rumah. Tidak hanya sampai di situ. Pelaksanaan ujian pun dilaksanakan secara daring dimana peserta didik boleh mengakses materi dan soal ujian lewat berbagai fitur aplikasi yang disiapkan oleh lembaga pendidikan masing-masing.
Terhadap situasi di atas, Sejak senin (22/3)Â hingga sabtu (27/3)Â SMAN 2 Nubatukan Kabupaten Lembata Provinsi Nusa Tenggara Timur melaksanakan Ujian Sekolah (US), sebagai pengganti Ujian Nasional untuk kelas XII dilaksanakan secara online.
Pelaksanaan Ujian Sekolah di SMAN 2 Nubatukan hari ini, memakai pola pemetaan wilayah, dimana siswa/i SMAN 2 Nubatukan yang tinggal berdekatan, yang tersebar dalam kota Lewoleba, dilokalisir pada satu titik, dengan jumlah maksimal lima (5) orang. Atas kesepakatan siswa dan pengawas juga orang tua agar anak-anak mengikuti ujian secara online di satu rumah yang representatif.
Ujian Sekolah 2020/2021, bagi siswa SMAN 2 Nubatukan menggunakan moda daring menggunakan handphone (hp) type android melalui web sekolah yakni smanegeri2nubatukan.sch.id
Hal ini disampaikan oleh Ketua Tim IT pelaksanaan Ujian Sekolah SMAN 2 Nubatukan, Darius Buku,S.S di ruang Server Utama SMAN 2 Nubatukan saat pelaksanaan Ujian Sekolah.
"Adapun pelaksanaan ujian sekolah ini, pertama kali untuk SMAN 2 Nubatukan,akan tetapi dengan kemajuan teknologi, SMAN 2 Nubatukan terus berbenah sekaligus mengaplikasikan pembelajaran yakni proses penilaian bagi siswa berbasis IT," Ungkap Darius Buku,S.S.
Plt. Kepala Sekolah SMAN 2 Nubatukan Kabupaten Lembata, Provinsi  Nusa Tenggara Timur, Tobias Temalan, S.Pd saat diwawancarai di ruang kerjanya, sesaat sebelum ujian berlangsung, membenarkan hal ini.
"Soal tempat atau titik-titik kumpul dipilih yang memudahkan dalam pemantauan. Hal ini dikarenakan, hari pertama dan belum terbiasa dengan sistem ini, sehingga kita mau supaya dibagi dalam titik-titik, tapi titik-titik ini sudah diupayakan agar tidak lebih dari jumlah maksimum lima (5) siswa-siswi," terang Tobias.
Menurut Tobias, kendala atau hambatan pelakasanaan Ujian hari ini, ditemukan beberapa kendala dimana beberapa peserta ujian saat login masuk ke aplikasi mengalami sedikit gangguan tetapi berkat kesigapan tim IT akhirnya, bisa diatasi secara cepat.
"Ada kendala hari ini  adalah soal login masuk oleh beberapa peserta ujian. Itu pun tidak lama dan dapat diatasi dengan cepat, karena kita sudah menyiapkan tim IT sekolah untuk coba merancang ujian secara online," terang Tobias.