Mohon tunggu...
Fransiskus Okta
Fransiskus Okta Mohon Tunggu... -

life is hard work

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Jurnalisme Era Baru

30 Maret 2012   07:14 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:16 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Internet telah merubah kondisi dari pemberitaan saat ini, seakan-akan setiap orang bisa menjadi jurnalis. Kebiasaan orang masa kini yang memposting apa yang baru saja mereka lihat baik dalam bentuk tulisan ataupun gambar melalui blog ataupun jejaring sosial yang ada di internet. Secara tidak langsung mereka sudah menjadi jurnalis karena orang lain dapat mengetahui informasi terkini tentang suatu kejadian lewat postingan mereka. Bahkan perusahaan surat kabar di Korea Selatan mengatakan mereka sering mendapatkan berita dari postingan masyarakat di internet, kemudian menggunakan editor untuk dapat menyempurnakan format berita tersebut sehingga layak untuk diberitakan. Internet menjadikan berita lebih mudah di dapat oleh orang banyak.Suatu hal yang tidak bisa kita pungkiri lagi adalah mungkin suatu saat nanti koran tidak akan disenangi atau menjadi sumber berita yang sering dibaca oleh masyarakat karena adanya internet. Dengan internet kita bisa memperoleh informasi atau kejadian dengan aktual dan cepat. Internet dapat diakses dengan mudah dan cepat bahkan dapat diakses dimana saja hanya dengan telepon genggam yang kita miliki. Ini dirasa lebih efektif dan efisien dibandingkan harus membeli kemudian membaca koran.

Konsumen saat ini lebih menyukai berita-berita ringan seperti berita yang menyangkut kehidupan selebritis dan human interest. Cara jurnalis untuk menyampaikan beritanya kadang terpengaruh oleh peraturan dari pemerintah, misalnya di negara US yang menganutsistem liberal, jurnalis di sana akan terbawa oleh sistem seperti itu. Contoh lainnya adalah di Negara UK, jurnalis disana di anggap terlalu checkbook.Mungkin mereka terbatasi oleh sistem pemberitaan di negara tersebut. Saat ini etika seorang jurnalis seringdipertanyakan. Uang menjadi salah satu faktor pemicunya, misalnya karena faktor uang seorang jurnalis mengeksploitasi berita, atau melebih-lebihkan beritanya demi menarik perhatian konsumen. Padahal seperti yang kita ketahui bersama, merupakan tugas atau kewajiban seorang jurnalis untuk menyampaikan berita sesuai dengan kebenaran dan apa adanya.

Teknologi membuat berita menjadi sulit dikontrol karena setiap orang bisa saja membuat tulisan mengenai suatu kejadian sesuai dengan sudut pandang mereka. Fenomena blogging dan juga twitter saat ini merupakan salah satu indikatornya. Melalui twitter misalnya, seseorang bisa saja menulis tentang sesuatu, yang dimana itu sangat fresh dan menjadi trendtopik di antara para pengguna twitter, itu sudah menjadi berita. Youtube juga berpengaruh dalam proses penyebaran berita, kita dapat mencari video mengenai berita atau informasi yang ingin kita ketahui hanya dengan menulis kata kunci dalam mesin pencari di Youtube. Video di dalam Youtube tersebut juga sangat up to date sehingga kita bisa mendapatkan hal yang kita inginkan dengan cepat dan mudah.

Setelah perkembangan teknologi yang ada saat ini terjadi, lalu muncul pertanyaan bagaimana nasib seorang jurnalis saat ini, mengingat banyak perusahaan berita yang melakukan perampingan karyawan karena tugas mereka dapat digantikan dengan adanya teknologi. Tantangan jurnalis dahulu dan sekarang sangat berbeda, jurnalis dahulu mungkin cukup hanya dengan fokus mecari berita kemudian memberikan berita tersebut kepada editor sehingga editor bisa mengkoreksi berita tersebut untuk kemudian siappublish, jurnalis masa kini harus melakukan lebih dari itu. Mereka harus mempunyai kemampuan yang lebih daripada itu, karena berita yang harus mereka posting di internet haruslah merupakan berita yang benar-benar diinginkan oleh konsumen, dan juga berita itu harus dikemas sedemikian menarik misalnya dengan dilengkapi video, gambar ataupun suara sebagai penunjang berita tersebut untuk dapat menarik perhatian konsumen. Sebagai konsumen kita juga harus pintar memilah-milah berita seiring dengan kemudahan mengakses berita, membaca berita secara online membutuhkan pemahaman yang lebih dalam. Semakin banyaknya pemeran dalam perusahaan berita maka mereka akan berlomba-lomba untuk menyajikan suatu berita yang menarik, oleh karena itu sebagai konsumen kita harus jeli menilai suatu berita, jangan sampai kita hanya memilih berita dari kemasannya yang menarik, tetapi juga isi dari berita tersebut harus dapat dipertanggung jawabkan.

Lalu apa dan bagaimana jurnalis di era Web 2.0 ? Jurnalis di era Web 2.0 harus bisa memanfaatkan media yang ada. Jurnalis harus lebih kreatif lagi untuk menampilkan berita yang bagus, namun tetap sesuai fakta. Tidak bisa kita pungkiri bahwa sekarang banyak gadget yang mendukung kegiatan jurnalistik. Oleh karena itu para jurnalis harus bisa mengoperasikan gadget-gadget tersebut agar bisa menandingi selera pasar. Karena persaingan dalam bisnis media akan terus berkembang seiring perkembangan teknologi. Sampai saat ini pun kita tidak dapat memprediksi akan jadi seperti apa berita di masa depan, karena memang perkembangan jaman dan teknologi tidak bisa dibatasi. Jadi mau tidak mau seorang jurnalis harus mampu bertahan dan menyesuaikan diri terhadap perubahan dan perkembangan teknologi. Jurnalis saat ini harus mempunyai keinginan untuk terus belajar dan menambah kemampuannya sehingga di mempunyai daya saing yang tinggi. Jurnalis tidak cukup hanya sekedar menguasai teknologi terkini, tetapi dia juga harus mempunyai kemampuan untuk menyampaikan berita semenarik mungkin, tentu tanpa menggurangi intensitas berita itu sebenarnya.

Sumber :

New Journalists for The New Media, Comanescu Consultant Media

Intellegent Dialogue: THE FUTURE OF NEWS, Porter Novelli Worldwide

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun