Mohon tunggu...
Fransisko Rondidan
Fransisko Rondidan Mohon Tunggu... Lainnya - perajut kata

mahasiswa STFT Widya Sasana, Malang

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mawar Merah

3 Maret 2021   16:49 Diperbarui: 4 Maret 2021   00:10 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mawar merah yang kaupetik di dekat kuburan itu

Akhirnya berhenti menghisap

Darah dari jenazah di dalam tanah

Tempatnya tumbuh

Tapi warna itu bukan darah

Dan tanganmu bukan malaikat maut yang

Memisahkan jenazah dan mawar merah itu

Tapi mengapa kau memetiknya

Saat jenazah itu butuh teman yang menceritakan

Matahari pagi dan sore

Ke balik gundukan tanah itu

; mawar itu,

Bola mata yang setia pada si jenazah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun