Mohon tunggu...
Fransisko Rondidan
Fransisko Rondidan Mohon Tunggu... Lainnya - perajut kata

mahasiswa STFT Widya Sasana, Malang

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Leonidas

20 Januari 2021   09:35 Diperbarui: 20 Januari 2021   09:54 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di belahnya jatung, dalam kelananya sebatang kara

Ia serdadu seribu kaki

Mendaki bukit batu, menyelam dalamnya

Sumur, di lautan, ia bertatap dengan sepi

Sekitarnya seperti cangkir di penuhi darah

Anak panah dari mata busur menembusnya

(meski mati, matanya bening seperti

Mata bayi yang baru melihat ibu

Juga bapanya)

-ia dikuburkan sebagai benih!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun