Kamis (13/08/2020), telah genap 40 hari kegiatan KKN Tim II Periode 2020 Universitas Diponegoro dilaksanakan. Adanya covid-19, membuat kuliah kerja nyata kali ini cukup berbeda dibanding sebelumnya. KKN Tim II Periode 2020 ini dilaksanakan secara mandiri diwilayah domisilinya masing-masing, dan tentunya juga dengan menaati protokol kesehatan.
Fransiska Ria, mahasiswi Universitas Diponegoro, yang berdomisili di kelurahan Kartasura, kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah memilih lingkup RT.01 RW.12 sebagai batasan ruang kuliah kerja nyatanya. Agus Maryono selaku Ketua RT.01 RW.12 memberi informasi bahwa ini adalah kali pertama ada mahasiswa yang melakukan KKN diwilayahnya. Sebenarnya, sudah lama beliau memiliki harapan agar ada pemuda-pemuda dari desa tersebut yang menerapkan ilmu yang dipelajari untuk membantu mengembangkan desa. Oleh karena itu, beliau merasa senang ketika ada seorang mahasiswa yang ingin mengembangkan desa dengan melaksanakan 2 program dalam kegiatan kuliah kerja nyatanya.
Kedua program itu berupa "Edukasi Pengolahan Minyak Jelantah menjadi Sabun Cuci Piring" dan "Edukasi Pembuatan Hand Sanitizer berdasarkan Formula WHO (World Health Organitazion)". Target peserta yang ingin diberdayakan adalah ibu-ibu PKK RT.01 RW.12 yang berjumlah sekitar 60 orang.
Namun, guna menaati aturan jaga jarak dan protokol kesehatan yang berlaku, sosialisasi dilakukan melalui media sosial Whatsapp dan edukasi secara langsung tidak dapat dihadiri oleh keseluruhan anggota ibu-ibu PKK. Pada tanggal 17 Juli 2020, Fransiska Ria memulai sosialisasi mengenai "Pentingnya menjaga kebersihan tangan" dan "Dampak negatif dari minyak jelantah terhadap kesehatan dan lingkungan" dengan membagikan gambar dan video informatif nan menarik kedalam grup whatsapp ibu-ibu PKK. Video tersebut dapat juga ditonton melalui link ini: https://www.youtube.com/watch?v=xbNWfHMnULQ&t=40s dan https://www.youtube.com/watch?v=MbM0Z1TvNlw.
Dua minggu setelahnya, barulah melaksanakan edukasi secara langsung dalam pertemuan per dawis. Ibu-ibu PKK disana terbagi menjadi 3 dawis, yaitu dawis barat, dawis tengah, dan dawis timur, sehingga edukasi dilakukan sebanyak 3 kali.
Dikarenakan frekuensi pertemuan yang terbatas, jadi dalam sekali pertemuan, edukasi kedua program dilakukan sekaligus, yaitu edukasi cara pembuatan hand sanitizer berdasarkan formula WHO dan cara pembuatan sabun cuci piring dari minyak jelantah. Untungnya, ibu-ibu tersebut cukup aktif dan responsif, ada pertanyaan-pertanyaan seputar materi yang mereka ajukan.
Untuk kedepannya, ibu-ibu disana ingin meneruskan kegiatan itu, sayangnya saat ini kegiatan itu belum bisa dilakukan. Ibu-ibu merasa keberatan jika harus membeli bahan-bahannya sendiri-sendiri, lebih baik dilakukan bersama-sama, namun saat ini ketua RT meminta pembatasan terhadap pertemuan yang melibatkan banyak orang.
Editor: Ir. Djoko Suwandono, MSP
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H