Mohon tunggu...
Fransiska JuliantiMalompo
Fransiska JuliantiMalompo Mohon Tunggu... Lainnya - Universitas Negeri Semarang

Halo saya Fransiska, saya mahasiswi UNNES dengan studi Pendidikan Akuntansi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Revolusi Teknologi dalam Akuntansi Manajemen: Lebih Cerdas atau Kurang Intuisi?

16 November 2024   18:31 Diperbarui: 16 November 2024   18:47 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

           Perkembangan teknologi yang pesat telah membawa perubahan besar hampir di semua aspek kehidupan, termasuk dunia bisnis. Banyak perusahaan kini bergantung pada teknologi canggih untuk menjalankan operasional mereka dengan lebih efisien, mulai dari produksi, pemasaran, hingga pengambilan keputusan yang cemerlang . Hal ini tidak lepas dari peran teknologi seperti kecerdasan buatan (AI), big data, dan perangkat lunak otomatisasi yang mempermudah proses kerja dan memungkinkan perusahaan untuk bekerja lebih cerdas, akurat, dan cepat. Teknologi telah menjadi landasan baru bagi pertumbuhan bisnis modern.

            Salah satu bidang yang merasakan dampak besar dari revolusi teknologi ini adalah akuntansi manajemen. Akuntansi, yang selama bertahun-tahun identik dengan pekerjaan manual dan detail yang memakan waktu, kini bisa diselesaikan dengan lebih cepat melalui berbagai perangkat lunak akuntansi yang canggih (Wibowo, 2024). Laporan yang dulu membutuhkan banyak tenaga dan waktu kini bisa dirangkum secara otomatis. Bahkan, dengan adanya big data dan analisis data yang lebih mendalam, para akuntan bisa mendapatkan wawasan yang lebih luas dan akurat tentang kondisi keuangan dan tren pasar. Hal ini memungkinkan keputusan yang lebih tepat dan berbasis data.

            Namun, perubahan ini juga memunculkan tantangan baru. Dalam akuntansi manajemen, keputusan yang diambil tidak selalu bisa didasarkan sepenuhnya pada angka dan data, terutama dalam situasi bisnis yang kompleks dan penuh ketidakpastian (Wijoyo, 2024). Seringkali, intuisi dan pengalaman para akuntan atau manajer keuangan menjadi faktor penting yang melengkapi data dalam proses pengambilan keputusan. Ketergantungan pada teknologi justru bisa mengurangi peran intuisi ini, yang mungkin bisa berdampak pada kualitas keputusan, terutama dalam situasi yang tidak dapat diprediksi oleh algoritma atau teknologi otomatis.

            Pertanyaannya sekarang, apakah revolusi teknologi ini benar-benar membuat akuntansi manajemen lebih cerdas atau malah menghilangkan elemen intuisi yang selama ini menjadi kekuatan utama para profesional? Di satu sisi, teknologi menghadirkan peluang besar untuk meningkatkan akurasi dan efisiensi. Namun, di sisi lain, ketergantungan berlebihan pada teknologi bisa mengaburkan pandangan akuntan dan pengambil keputusan dari aspek-aspek yang lebih halus atau tidak terukur secara langsung. Ini membuka diskusi menarik tentang bagaimana teknologi dan intuisi bisa berkolaborasi, alih-alih saling menggantikan, demi menciptakan keputusan yang benar-benar bijak dalam dunia bisnis yang semakin kompleks.

            Revolusi teknologi telah memengaruhi berbagai aspek bisnis, termasuk beberapa cara perusahaan mengelola informasi keuangan . Dengan munculnya teknologi canggih seperti kecerdasan buatan (AI), analisis big data, dan perangkat lunak otomatisasi, proses akuntansi menjadi lebih efisien, efektif dan lebih terstruktur. Data yang dulunya harus dikumpulkan dan dianalisis secara manual kini dapat diakses dan diproses secara real-time, memungkinkan para akuntan untuk mengambil keputusan lebih cepat dan berbasis informasi yang lebih akurat . Kecepatan dan akurasi ini tentu menjadi keuntungan besar bagi perusahaan yang ingin tetap kompetitif di pasar yang semakin dinamis.

            Namun, dibalik teknologi yang menawarkan banyak manfaat, ada kekhawatiran bahwa ketergantungan pada data dan perangkat lunak dapat mengurangi peran intuisi dalam pengambilan keputusan. Dalam akuntansi manajemen, intuisi yang diperoleh melalui pengalaman sering kali menjadi landasan penting dalam menilai situasi yang tidak sepenuhnya terukur oleh angka. Misalnya, dalam situasi krisis atau ketika menghadapi ketidakpastian pasar, pemahaman mendalam terhadap konteks bisnis dan kemampuan untuk merespons dengan cepat bisa menjadi kunci untuk bertahan dan berkembang. Ketika keputusan hanya didasarkan pada data tanpa mempertimbangkan aspek manusia, ada risiko kehilangan kepekaan terhadap nuansa yang dapat berdampak signifikan (Yulitasari & Suryanto, 2024).

            Di samping itu, potensi bias dalam sistem teknologi juga perlu diperhatikan. Algoritma dan model analisis yang digunakan dalam teknologi canggih sering kali didasarkan pada data historis. Jika data tersebut mengandung bias atau kesalahan, maka hasil analisisnya pun bisa menyesatkan. Di sinilah intuisi dan pengalaman para akuntan tetap diperlukan untuk melakukan evaluasi kritis terhadap hasil yang diperoleh dari sistem otomatis. Keberadaan intuisi manusia sebagai "pengawal" terhadap data yang dihasilkan oleh teknologi dapat memastikan bahwa keputusan yang diambil lebih komprehensif dan sesuai dengan konteks yang ada.

            Dengan demikian, penting untuk menemukan keseimbangan antara kecerdasan teknologi dan intuisi manusia dalam akuntansi manajemen. Alih-alih melihat teknologi sebagai pengganti, sebaiknya kita memposisikan teknologi sebagai alat yang mendukung pengambilan keputusan yang lebih baik. Integrasi antara analisis berbasis data dan pemahaman intuitif dari pengalaman dapat menciptakan sinergi yang kuat. Keputusan yang diambil dengan pendekatan ini tidak hanya cerdas secara logis, tetapi juga relevan dan responsif terhadap perubahan yang terjadi di lingkungan bisnis. Dengan demikian, revolusi teknologi dalam akuntansi manajemen dapat menghasilkan keputusan yang lebih baik dan berkelanjutan untuk masa depan.

            Revolusi teknologi dalam akuntansi manajemen membawa tantangan dan peluang yang perlu diimbangi dengan bijak. Meskipun teknologi seperti AI dan big data meningkatkan efisiensi dan akurasi, penting untuk tidak mengabaikan nilai intuisi dan pengalaman manusia dalam pengambilan keputusan. Dengan memadukan kecerdasan teknologi dan pemahaman intuitif, perusahaan dapat menciptakan keputusan yang lebih komprehensif dan responsif terhadap

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun