Mohon tunggu...
Fransiska KoriatiJiman
Fransiska KoriatiJiman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

aku adalah seseorang yang suka membaca

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Beban dan Koping Keluarga dengan Skizofrenia yang Mengalami Perilaku Kekerasan

21 Agustus 2024   22:40 Diperbarui: 21 Agustus 2024   22:59 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

scizofrenia merupakan gangguan mental berat dan kronis yang menyerang 20 juta orang di seluruh dunia (WHO, 2019).Seseorang yang mengalami perilaku kekerasan sering menunjukkan perubahan perilaku seperti intonasi suara keras, mengancam, ekspresi tegang, gaduh, gelisah, tidak bisa diam, mondar-mandir, agresif, bicara dengan semangat, nada suara tinggi dan gembira berlebihan Menurut Suryenti (2017). 

Pasien skizofrenia terutama yang mengalami perilaku kekerasan membutuhkan dukungan keluarga yang mampu memberikan perawatan secara optimal, tetapi keluarga sebagai sistem pendukung utama sering mengalami beban yang tidak ringan dalam memberikan perawatan selama pasien dirawat di rumah sakit maupun setelah kembali ke rumah.Koping keluarga juga merupakan sebagai respon positif yang sesuai dengan masalahnya secara efektif, persepsi, dan perilaku yang digunakan oleh keluarga. Sedangkan masalah koping keluarga dikatakan respon perilaku, kognitif dan emosional keluarga yang diartikan sebagai masalah atau situasi khusus.

Pada penelitian ini didapatkan juga beban keluarga dengan beban objektif kategori berat sebesar 12,7% atau sebanyak 10 orang. Hal ini dipengarui oleh status ekomoni responden yang rendah dan jarak tempat tinggal responden jauh dari pelayanan kesehatan jiwa. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa sebanyak 37 responden (46,8%) adalah wiraswasta dan petani sebanyak 25 responden (31,6%). Pekerjaan berhubungan erat dengan sosial ekonomi keluarga yang akan membantu keluarga yang sakit untuk berobat. 

Hal ini sesuai dengan penelitian Ngadiran (2010) beban obyektif adalah masalah yang berhubungan dengan pelaksanaan perawatan klien yang meliputi; tempat tinggal, makanan, transportasi, pengobatan, keuangan, krisis. Keluarga memerlukan biaya untuk klien di rumah sakit, mengantarkannya berobat. Bahwa anggota keluarga dengan kemampuan ekonomi yang cukup, maka akan beban yang timbul akan lebih sedikit dibanding anggota keluarga yang tidak mampu (Fitrikasari, dkk., 2012).  

Hal ini akan semakin meningkat jika berlangsung lama. Peneliti berasumsi bahwa saat merawat pasien skizofrenia yang mengalami perilaku kekerasan keluarga merasa terbebani untuk merawat klien. Hal ini dikarenakan faktor ekonomi keluarga dan jarak yang ditempuh untuk membawa keluarga yang sakit ke pelayanan kesehatan jiwa sangat jauh serta waktu kerja keluarga pun terganggu saat merawat keluarga yang sakit.

DAFTAR PUSTAKA

 

Benson, L. A., Sevier, M., & Christensen, A. (2013). The impact of behavioral couple therapy on attachment in distressed couples. Journal of Marital and Family Therapy, 39(4), 407-420. https://doi.org/10.1111/jmft.12020

Nuraenah, N., Mustikasari, M., & Putri, Y. S. E. (2014). Hubungan dukungan keluarga dan Beban Keluarga dalam merawat anggota dengan riwayat perilaku kekerasan di Rs. Jiwa Islam Klender Jakarta Timur 2012. Jurnal Keperawatan Jiwa, 2(1), 41-50. https://doi.org/10.26714/jkj.2.1.2014.41-50

Suryenti, V. (2017). Dukungan Dan Beban Keluarga Dengan Kemampuan Keluarga Merawat Pasien Resiko Perilaku Kekerasan Di Klinik Jiwa Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jambi Tahun 2017. Jurnal Psikologi Jambi, 2(2), 39-46. https://www.online-journal.unja.ac. id/jpj/article/view/4795

WHO. (2019). Schizophrenia. https://www.who.int/news-room/factsheets/detail/schizophrenia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun