[caption id="" align="aligncenter" width="600" caption="Daur Ulang"][/caption]
Hampir setiap aktivitas saya melibatkan bahan yang disebut plastik. Mulai keresek belanjaan, perabot rumah tangga, hingga peralatan makan. Apa pantas saya sekarang saya disebut manusia plastik? Jelas tidak pantas. Sebab saya bukan anggota Fantastic Four.
Tapi apakah salah saya memilih menjadi plastik? Maksud saya menjadikan plastik-platik tadi sebagai bagian dari hidup saya. Jawabannya bisa iya bisa tidak. Sebab saya merasa plastik memiliki kepraktisan yang sangat fleksibel. Akan tetapi dibalik semua itu, katanya, setelah saya lihat di TV, bahan-bahan yang berasal dari plastik tidaklah aman sepenuhnya. Mereka memiliki karakteristik tertentu yang resikonya tertentu juga. Beberapa pabrikan sudah memberikan peringatan pada produk berbahan plastik yang mereka hasilkan. Namun buat saya yang awam dan awalnya tidak peduli, angka-angka di kemasan itu tidaklah berarti apa-apa. Selain untuk saya buat sebagai tebak-tebakan dengan orang rumah. Siapa yang tebakannya benar ia akan mendapatkan bagian lebih atau seluruhnya. Edun kan?! Berikut ini saya sekedar mengingatkan saya sendiri agar senantiasa lebih hati-hati ketika akan menggunakan produk plastik yang memiliki kode seperti dibawah ini; JENIS KE-1: Polyethylene Terephthalate (PET, PETE) Tanda ini biasanya tertera logo daur ulang dengan angka 1 di tengahnya serta tulisan PETE atau PET (polyethylene terephthalate) di bawah segitiga. Biasa dipakai untuk botol plastik, berwarna jernih/transparan/tembus pandang seperti botol air mineral, botol jus, dan hampir semua botol minuman lainnya. Botol Jenis PET/PETE ini direkomendasikan HANYA SEKALI PAKAI. Bila terlalu sering dipakai, apalagi digunakan untuk menyimpan air hangat apalagi panas, akan mengakibatkan lapisan polimer pada botol tersebut akan meleleh dan mengeluarkan zat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker) dalam jangka panjang. Serpihan dan pelet PET yang telah dibersihkan dan didaur ulang dapat digunakan untuk membuat serat benang karpet, fiberfill, dan geotextile. Buang apabila menemukan botol yang sudah lama atau terlihat baret-baret. JENIS KE-2: High Density Polyethylene (HDPE) Umumnya, pada bagian bawah kemasan botol plastik, tertera logo daur ulang dengan angka 2 di tengahnya, serta tulisan HDPE (high density polyethylene) di bawah segitiga. Biasa dipakai untuk botol susu yang berwarna putih susu, tupperware, galon air minum, kursi lipat, dan lain-lain. HDPE memiliki sifat bahan yang lebih kuat, keras, buram, dan lebih tahan terhadap suhu tinggi. HDPE merupakan salah satu bahan plastik yang aman untuk digunakan karena kemampuan untuk mencegah reaksi kimia antara kemasan plastik berbahan HDPE dengan makanan/minuman yang dikemasnya. Sama seperti PET, HDPE juga direkomendasikan HANYA UNTUK SEKALI pemakaian karena penglepasan senyawa antimoni trioksida terus meningkat seiring waktu. Hasil daur ulangnya dapat digunakan sebagai kemasan produk non-pangan seperti shampo, kondisioner, pipa, ember, dll. JENIS KE-3: Polyvinyl Chloride (PVC) Tertera logo daur ulang (terkadang berwarna merah) dengan angka 3 di tengahnya, serta tulisan V. V itu berarti PVC (polyvinyl chloride), yaitu jenis plastik yang paling sulit didaur ulang. Plastik ini bisa ditemukan pada plastik pembungkus (cling wrap), pipa, dan botol-botol. Reaksi yang terjadi antara PVC dengan makanan yang dikemas dengan plastik ini berpotensi berbahaya untuk ginjal, hati, dan berat badan. Sebaiknya kita mencari alternatif pembungkus makanan lain (bukan bertanda 3 dan V) seperti plastik yang terbuat dari polietilena atau bahan alami (daun pisang misalnya). JENIS KE-4: Low Density Polyethylene (LDPE) Tertera logo daur ulang dengan angka 4 di tengahnya, serta tulisan LDPE. LDPE (low density polyethylene) yaitu plastik tipe cokelat (thermoplastic/dibuat dari minyak bumi), biasa dipakai untuk tempat makanan, plastik kemasan, dan botol-botol yang lembek. Sifat mekanis jenis plastik LDPE adalah: • Kuat, • Agak tembus cahaya, • Fleksibel dan permukaan agak berlemak. • Pada suhu di bawah 60oC sangat resisten terhadap senyawa kimia, • Daya proteksi terhadap uap air tergolong baik, • Kurang baik bagi gas-gas yang lain seperti oksigen, • Plastik ini dapat didaur ulang, baik untuk barang-barang yang memerlukan fleksibilitas tetapi kuat, dan memiliki resistensi yang baik terhadap reaksi kimia. Barang berbahan LDPE ini sulit dihancurkan, tetapi tetap BAIK UNTUK TEMPAT MAKANAN karena sulit bereaksi secara kimiawi dengan makanan yang dikemas dengan bahan ini. JENIS KE-5: Polypropylene (PP) Tertera logo daur ulang dengan angka 5 di tengahnya, serta tulisan PP. Karakteristik adalah biasa botol transparan yang tidak jernih atau berawan. Polipropilen lebih kuat dan ringan dengan daya tembus uap yang rendah, ketahanan yang baik terhadap lemak, stabil terhadap suhu tinggi dan cukup mengkilap. Jenis PP (polypropylene) ini adalah PILIHAN BAHAN PLASTI TERBAIK, terutama untuk tempat makanan dan minuman seperti tempat menyimpan makanan, botol minum dan terpenting botol minum untuk bayi. Carilah dengan kode angka 5 bila membeli barang berbahan plastik untuk menyimpan kemasan berbagai makanan dan minuman. Biasanya didaur ulang menjadi casing baterai, sapu, sikat, dll. JENIS KE-6: Polystyrene (PS) Tertera logo daur ulang dengan angka 6 di tengahnya, serta tulisan PS. PS (polystyrene) ditemukan tahun 1839, oleh Eduard Simon, seorang apoteker dari Jerman, secara tidak sengaja. PS biasa dipakai sebagai bahan tempat makan styrofoam, tempat minum sekali pakai, dan lain-lain. Polystyrene merupakan polimer aromatik yang dapat mengeluarkan bahan styrene ke dalam makanan ketika makanan tersebut bersentuhan. Selain tempat makanan, styrene juga bisa didapatkan dari asap rokok, asap kendaraan dan bahan konstruksi gedung. BAHAN INI HARUS DIHINDARI, karena selain berbahaya untuk kesehatan otak, mengganggu hormon estrogen pada wanita yang berakibat pada masalah reproduksi, dan pertumbuhan dan sistem syaraf, juga karena bahan ini sulit didaur ulang. Pun bila didaur ulang, bahan ini memerlukan proses yang sangat panjang dan lama. Bahan ini dapat dikenali dengan kode angka 6, namun bila tidak tertera kode angka tersebut pada kemasan plastik, bahan ini dapat dikenali dengan cara dibakar (cara terakhir dan sebaiknya dihindari). Ketika dibakar, bahan ini akan mengeluarkan api berwarna kuning-jingga, dan meninggalkan jelaga. Bahan ini dibanyak negara bagian di Amerika sudah melarang pemakaian tempat makanan berbahan styrofoam termasuk negara cina. JENIS KE-7: Other Tertera logo daur ulang dengan angka 7 di tengahnya, serta tulisan OTHER. Untuk jenis plastik 7 Other ini ada 4 jenis, yaitu: 1. SAN – styrene acrylonitrile, 2. ABS – acrylonitrile butadiene styrene, 3. PC – polycarbonate, 4. Nylon Dapat ditemukan pada tempat makanan dan minuman seperti botol minum olahraga, suku cadang mobil, alat-alat rumah tangga, komputer, alat-alat elektronik, dan plastik kemasan. SAN dan ABS memiliki resistensi yang tinggi terhadap reaksi kimia dan suhu, kekuatan, kekakuan, dan tingkat kekerasan yang telah ditingkatkan. Biasanya terdapat pada mangkuk mixer, pembungkus termos, piring, alat makan, penyaring kopi, dan sikat gigi, sedangkan ABS biasanya digunakan sebagai bahan mainan lego dan pipa. Plastik dengan jenis 7 yaitu SAN dan ABS merupakan salah satu BAHAN PLASTIK YANG SANGAT BAIK UNTUK DIGUNAKAN dalam kemasan makanan ataupun minuman. Bagaimana jenis plastik dengan kode 7 serta tulisan PC? PC – atau nama Polycarbonate dapat ditemukan pada botol susu bayi, gelas anak balita (sippy cup), botol minum polikarbonat, dan kaleng kemasan makanan dan minuman, termasuk kaleng susu formula. Dapat mengeluarkan bahan utamanya yaitu Bisphenol-A ke dalam makanan dan minuman yang berpotensi merusak sistem hormon, kromosom pada ovarium, penurunan produksi sperma, dan mengubah fungsi imunitas. Plastik 7 berkode PC DIANJURKAN TIDAK DIGUNAKAN untuk tempat makanan ataupun minuman. Ironisnya botol susu sangat mungkin mengalami proses pemanasan, entah itu untuk tujuan sterilisasi dengan cara merebus, dipanaskan dengan microwave, atau dituangi air mendidih atau air panas. TIPS: 1. Hindari penggunaan berulang plastik dengan kode 1, 3, 6, dan 7 (PC) 2. Kode 2, 4, 5, dan 7 (SAN & ABS) aman untuk digunakan. Untuk botol susu dan cangkir bayi lebih baik gunakan yang berbahan kaca atau plastik kode 4 dan 5 3. Untuk dot bayi, gunakan yang berbahan silikon. Bukan latex. 4. Hindari penggunaan botol plastik untuk menyimpan air minum (biasa digunakan untuk tempat air putih didalam kulkas). Kalau terpaksa, gunakanlah hanya sekali pakai dan segera dihabiskan. Gantilah dengan botol stainless steel atau gelas/kaca. 5. Cegahlah memanaskan makanan yang dikemas dalam plastik, khususnya pada microwave oven, bungkuslah terlebih dahulu makanan dengan daun pisang atau kertas sebelum dibungkus dengan plastik pembungkus ketika akan dipanaskan di microwave oven. 6. Cegah menggunakan kemasan plastik untuk mengemas makanan berminyak atau berlemak. 7. Cobalah untuk mulai menggunakan kemasan berbahan kain untuk membawa sayuran, makanan, ataupun belanjaan. 8. Cegah penggunaan piring dan alat makan plastik untuk masakan. Gunakanlah alat makan berbahan stainless steel, kaca, keramik, dan kayu. 9. Cegah membeli gorengan yang langsung dimasukan dalam kantong plastik warna hitam. Zat pewarna hitam ini kalau terkena panas, bisa terurai, terdegradasi menjadi bentuk zat radikal beracun yang berbahaya bagi kesehatan terutama dapat menyebabkan sel tubuh berkembang tidak terkontrol seperti pada penyakit kanker.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H