Bijaksana dalam berumah tangga adalah salah satu contoh untuk memulai tugas Tuhan melangsungkan hidup. Salah satunya adalah saling mencintai dan saling mengenal. Walaupun dalam beberapa tradisi yang Penulis ketahui, ada yang tidak setuju dengan masa perkenalan yang banyak di sebut sebagai masa pacaran.
Di sinilah bedanya konsep yang penulis pahami. Masa perkenalan calon pasangan bukanlah seperti masa pacaran anak-anak remaja yang maunya enak saja. Tapi suatu masa yang memerlukan keterbukaan tulus untuk mengenal calon pasangannya. Misalnya bagaimana kehidupannya, kepribadiannya, pekerjaan dan visi misi berkeluarga.
Ternyata menjadi bijaksana tidak mudah. Perlu usaha terus menerus dan terukur.
Pertama adalah berdoa. Mohon karunia kebijaksanaan. Mungkin pembaca pernah membaca kisah Nabi Salomo atau dalam nama Islamnya adalah Sulaiman. Di mana ia tidak meminta kekayaan. Ia hanya meminta kebijaksanaan tahu mana yang benar dan salah ketika mau mengambil keputusan. Maka Tuhan mengabulkannya dengan memberikan masalah tentang siapa sebenarnya ibu dari seorang bayi yang masih hidup ini.
Kedua , mari kita mengenal diri dan kemampuan diri. Lalu percayalah pada kemampuan diri namun tetap banyak belajar terutama tentang hidup. Bahwa setiap manusia punya masalah hanya bagaimana menyikapinya. Bagaimana memandang suatu masalah dari kaca mata Tuhan. Bagaimana jika berhadapan dengan orang lain. Mereka juga punya masa lalu, namun bukan untuk menghambat langkahnya namun justru untuk memotivasinya. Dalam konsep ini kita harus memiliki visi dan misi jauh ke depan. Berani menuliskannya dalam buku mimpi dan dalam perjalannya harus jujur dan menjaga kepercayaan semua pihak.
Ketiga, dalam setiap langkah dan keputusan janganlah berlebihan dalam berfikir , berkata dan berbuat. Artinya kita harus tetap hati-hati dan banyak pertimbangan setiap berfikir dan berencana. Karena terkadang pikiran dan suara hati bisa bertentangan. Maka jika semua ini terjadi , satu-satunya yang perlu kita dengar adalah suara hati yang di bawa dan dipasrahkan dalam doa. Kemudian setiap proses yang dilalui harus kita hargai dan di evaluasi dengan jujur dan tulus. Karena kita bisa merencanakan sesuatu tapi proses tidak bisa kita prediksi dengan 100% tepat.
Jika kita bisa melalui tiga langkah ini maka kita akan mendekati menjadi pribadi yang bijak.
Semoga.
===
Praya, 3 Desember 2022
Menanti Sang Fajar yang pasti datang