Mohon tunggu...
Fransisco Xaverius Fernandez
Fransisco Xaverius Fernandez Mohon Tunggu... Guru - Guru SMPN 1 Praya Lombok Tengah NTB

cita-cita menjadi blogger Kompasiana dengan jutaan pembaca, penulis motivator kerukunan dan damai sejahtera. selain penulis juga pengurus FKUB Kabupaten, Pengurus Dewan Pastoral Paroki Gereja Katolik Lombok Tengah NTB.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Lihatlah Wajah Para Bocah: Ajari Mereka Berbagi Tanpa Sekat!

20 November 2022   17:04 Diperbarui: 20 November 2022   17:09 393
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Felix, Nikolas, Louis (Dokpri)

Sekami (Dok. Ria Sekami)
Sekami (Dok. Ria Sekami)

Children Helping Children -- Anak Membantu Anak  

Seorang anak bukanlah seorang dewasa yang bertubuh kecil sehingga bisa berfikiran seperti orang tuanya berfikir. Seorang anak kecil adalah juga penentu hidup matinya bumi yang juga sedang berlayar dengan 8 milyar penghuninya.

Maka menurut Penulis , mereka harus diberikan kepercayaan sesuai kemampuannya. Mereka tidak perlu dicekoki dengan pengetahuan yang terlalu tinggi (misalnya dengan aneka les privat) untuk mendukung masa depannya.

Biarlah dunia mereka yaitu bermain menjadi dunia utamanya. Di sana nanti berkembang segala hal termasuk kecerdasannya. Sebagai orang tua tugas kita adalah mengarahkannya bukan menteror mereka dengan berbagai norma (dan dogma ?) yang berlaku di sekitarnya.

Saya mengambil contoh di gereja Katolik. Ketika misa di dalam gereja,suasana yang harus tercipta adalah suasana kusyuk. Maka begitu ada suara anak-anak yang agak sedikit berisik pasti banyak orang tua yang kebetulan tidak membawa anak kecil akan mengingatkan. Saking semangatnya mereka mengingatkan sampai suara mereka lebih berisik dari pada suara anak kecil yang ditegur tersebut.

Kami yang kebetulan mempunyai anak kecil, sebetulnya risih. Sehingga membawa anak kami keluar dan menenangkannya. Memang banyak sekali strategi yang sudah dilaksanakan oleh pendamping anak di gereja besar. Misalnya membuat sekolah minggu bersamaan waktunya dengan misa kudus. Namun bagi kami justru hal ini menyesatkan bagi anak-anak.

Mereka menganggap bahwa misa bisa diganti dengan acara lain, nanti menjelang pemberkatan baru mereka ikut. Hal ini sama artinya dengan orang dewasa yang menunggu saat komuni. Mereka ngobrol, merokok bahkan mungkin sambil minum kopi di warung samping gereja. Begitu mendengar waktu komuni, segera matikan rokoknya dan ikut sambut.

'Kan sesat namanya ini. Maka sekarang ini pihak gereja melarang kegiatan tersebut. Pihak gereja mengembalikan ke Roh sebenarnya bahwa misa kudus adalah milik semua umat. Dari orang dewasa, laki perempuan, sampai anak-anak kecil. Biarkan mereka dengan caranya. Kita sebagai orang tua yang justru harus membuat mereka menjadi betah dan nyaman tanpa memberikan makanan atau membentaknya di dalam gereja. Pasti banyak tekniknya..

Lari karung (Dokpri)
Lari karung (Dokpri)

Kembali ke topik semula, bagaimana mengajarkan anak sesuai dengan dunianya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun