Namun ketika kami mencoba itu, ada satu hal yang Tuhan minta yaitu kami tetap aktif di gereja. Menjadi pelayan di gereja adalah salah satu tugas yang kami jalankan. Jika kami mengadakan les maka kami terikat sehingga bisa-bisa tugas gereja kami abaikan. Ini juga salah satu hal kami hindarkan: alasan mencari uang untuk menjauhkan tugas pelayanan.
7. Peduli Pada Sesama
Walaupun kita memiliki masalah besar, bukan berarti kita membenarkan alasan untuk tidak ber-empati kepada sesama.
Contohlah seorang anak kecil. Walaupun mereka bertengkar dengan temannya atau saudaranya, namun ketika melihat teman atau saudaranya menderita maka timbul empatinya untuk membantu atau menolongnya. Simpati yang berawal dari empati yang tulus.
"Berilah dari kekuranganmu," demikian sabda Sang Guru Bijak. "Dan jangan pernah mengharapkan balasan mereka!"
Kita pasti membenarkan hal ini. Seringkali orang yang kita bantu selama ini justru menjauh dari kita ketika kita mengalami masalah. Namun yang menolong kita justru mereka yang tidak kita duga.
Tetapi empati kita kepada sesama, harus tulus dan jujur. Jangan pernah ada maksud tersembunyi di dalamnya. Jangan pernah mengeluh, "Kita saja kekurangan, masak kita harus bantu mereka?"
Membantu di sini bisa dalam berbagai bentuk selain uang. Bisa buah pikir, jalan keluar terbaik, pertemanan atau jaringan, nasehat dan penguatan. Serta banyak lagi.
8. Ketegasan dan Ketetapan Hati
Memang benar, mengajarkan seorang anak kecil untuk bersikap lebih tegas dan tetap pada pendirian adalah sikap positif demi masa depannya.
Sikap ini tentu harus disiapkan dengan konsekuensinya yaitu siap menerima resikonya. Suatu pilihan pasti memiliki minimal dua akibat. Tepat sesuai dengan tujuan kita atau melenceng sedikit. Namun pilihan harus segera kita lakukan. Tidak boleh ditunda.