1. Memupuk rasa ingin tahu
Dunia anak adalah dunia 'ingin tahu'. Kita sebagai orang tua (dan guru) diharapkan mendidik mereka dengan keingintahuan yang tinggi. Bertanya dan galilah ilmu di sekitar kita, mungkin salah satu cara yang bisa dilakukan orang tua.
Setiap persoalan hidup yang kita alami tentu harus dicari jalan keluarnya. Setelah kita masuk dalam fase putus asa atau kesedihan yang mendalam maka langah selanjutnya adalah keluar dari masalah itu.
Pertolongan Tuhan adalah kata kuncinya. Doa adalah sarana utama dan pertama yang harus kita lakukan. Hati kita yang keras harus benar-benar kita pulihkan dengan tobat sepenuhnya dan sebenar-benarnya. Di sini sulitnya karena antara harapan dan kenyataan sangat berbeda. Ketakutan, kekhawatiran seringkali menghantui kita. Keragu-raguan terus mendatangi kita. Di sinilah pertolongan Tuhan dibutuhkan.
Tuhan menolong kita tentu dengan cara-Nya. Dan bagaimana realisasinya tentunya ada waktu-Nya. Namun cara pertolongan Tuhan seringkali sangat manusiawi. Maka peran serta kita sangat dibutuhkan. Caranya adalah kita mencari jalan itu sepenuhnya untuk merealisasikan cara Tuhan.
Cara keluar sudah banyak beredar di masyarakat, atau di jelaskan di media elektronika , media cetak atau media sosial. Rasa ingin tahu kita harus berani kita tingkatkan. Tentu sambil kita pasrahkan kepada Tuhan. Tidak ada salahnya kita mencoba beberapa cara dari jalan yang dianjurkan sesuai dengan persoalan kita. Biarlah Tuhan yang berkarya.
Ada ajaran Sang Guru Bijak yang mendukung fase ini yaitu: Mintalah! Carilah! Dan Ketuklah!
2. Perbanyak Pergaulan
Dunia anak adalah dunia bermain atau dunia sosial. Sebelum dunia ini di kuasai oleh gadget, dunia bermain atau dunia sosial adalah dunia anak. Memang ada beberapa anak yang sulit keluar rumah, namun dengan dorongan orang tua maka anak-anak pasti mau bermain dan mempunyai banyak teman.
Demikian juga kita yang terkena sebuah masalah, maka dunia sosial ini akan kita tinggalkan. Misalnya ketika kita mengalami masalah hutang piutang, kita mungkin takut keluar rumah. Ketika kita mengalami masalah bangkrut secara ekonomi, kita malu keluar karena teman-teman kita yang dulu banyak memuja kita semua lari meninggalkan kita. Seringkali kita menjadi anti sosial.
Namun Tuhan menghendaki kita keluar seperti biasa. Mungkin setelah kita bergaul atau mencoba menemui teman-teman yang baru, banyak ide usaha atau bisnis atau justru solusi dari teman-teman yang tidak terduga.