Januari 2019 lalu, saya mendapat kunjungan dua sahabat dari Indonesia yang ingin main ke Eropa.
Bulan Januari adalah bulan yang jelek untuk ke Eropa, karena matahari baru muncul (pun kalau dia muncul) sekitar jam 10 pagi, lalu jam 4 sore sudah kabur lagi. Akibatnya museum-museum dan tempat-tempat wisata juga biasanya lebih cepat tutup.
Namun untuk kantong mahasiswa, bulan musim dingin setelah Natal dan tahun baru membawa keuntungan harga tiket dan penginapan yang murah.
Di sini saya ingin bercerita tentang tips n tricks liburan irit ke Wina, ibukota Wina yang kaya seni dan sejarah.
Pemusik klasik Mozart, Beethoven, pelukis Gustav Klimt, dan psikiater Sigmund Freud pernah tinggal di kota ini.
Tapi ingat ya, karena saya berangkat dari Cologne, Jerman, ongkos dari Indonesia ke Eropa disini belum dihitung. Juga tahun 2022 ini, setelah 2 tahun pandemi korona pasti harga-harga naik karena inflasi besar-besaran di Eropa.
Dua teman saya dapat tiket promo dari Singapore Airlines, PP Jakarta-Munich-Jakarta sekitar 650 euro atau sekitar 10 juta rupiah. Mereka mengunjungi 7 negara di Eropa dalam 14 hari.
Awalnya saya tergoda buat ikut mereka, tapi menurut saya travelling “sebanyak-banyak”nya negara tipikal orang Asia itu tidak dianjurkan. Untuk mengunjungi satu kota besar di Eropa, saya memilih minimal 3 hari, untuk benar-benar menikmati atmosfer kotanya, mengunjungi museum-museum yang menarik dan tidak hanya habis waktu di jalan.