Mohon tunggu...
Fransisca Inez
Fransisca Inez Mohon Tunggu... wiraswasta -

Hallo, nama saya Inez. Saya adalah seorang perempuan yang senang dengan dunia menulis. Saya belajar untuk berbagi melalui tulisan yang saya buat. Selain itu, karena melalui tulisan, saya bisa mencatat setiap hal-hal penting dalam kehidupan saya. So, enjoy reading. ^_^

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Beauty in Imperfection

26 Februari 2015   00:29 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:30 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa waktu yang lalu Inez diberi kesempatan untuk mengikuti rekoleksi tim bersama teman – teman PD Santo Petrus di bawah bimbingan Suster Dominica. Untuk pertama kalinya Inez merasa lebih santai dan nyaman dengan rekoleksi karena rekoleksinya hanya bersama teman – teman yang Inez kenal. Walaupun perjalanannya cukup melelahkan karena melewati jalan yang tidak biasa (baca: terjal dan curam), tapi ketika sampai di tempat rasanya begitu tenang. Di hari pertama rekoleksi, banyak sekali yang Inez dapatkan. Di awal sesi, Inez merasa Tuhan itu mengajak Inez refleksi melalui ilustrasi sebuah cermin. Di mana ketika kita bercermin, kadangkala ada masa di mana kita menjauh dan mendekat pada cermin. Menjauh dari cermin artinya kalau kita ingin refleksi diri maka kita harus mundur dari banyak kesibukan sedangkan mendekat artinya kalau kita mau melihat detail /bagian tertentu dari diri kita maka kita harus mengambil jarak yang pas, tidak terlalu jauh (lama) ataupun terlalu dekat (cepat). Dan untuk melakukan itu semua kita membutuhkan yang namanya “waktu”. Bagi para pekerja seperti Inez, “waktu” itu sangat berharga, seberapa mau kita menyediakan “waktu”, meninggalkan sejenak setiap aktivitas kita untuk sungguh mengenal diri kita.

Setelah disadarkan tentang refleksi diri, Suster Dominica mengajak Inez dan teman – teman untuk memahami lebih dalam tentang kasih. Mengambil kutipan dari Lukas 10 : 27-28 “Jawab orang itu: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri." Kata Yesus kepadanya: "Jawabmu itu benar; perbuatlah demikian, maka engkau akan hidup."”. Segenap itu artinya seluruh, jadi ketika kita mengasihi sesama, maka kita itu harus mengasihi dengan seluruh hati kita, seluruh jiwa kita, seluruh kekuatan kita, dan seluruh akal budi kita, tidak bisa hanya setengah – setengah. Mungkin seringkali kita itu berpikir, “Aku mau mengasihi A, tapi kalau dia…….” Padahal dalam kasih itu tidak ada kata “tapi”, selama masih ada “tapi” berarti kita belum bisa mengasihi dengan segenap / seluruh. Kemudian, “…kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri...”, kita pasti senang ketika orang lain berbuat baik pada kita maka berbuat baiklah seolah – olah kita yang sedang merasakan dan tentunya kita juga tidak mau kalau kita disakiti orang lain maka jangan menyakiti orang lain. Yang terakhir dibahas oleh Suster mengenai kutipan ini adalah “….maka engkau akan hidup”. Hidup itu apa sich? Hidup itu ketika kita masih bisa bernafas, sederhananya adalah bahwa hidup = bernafas. Jadi, sebenarnya syarat untuk kita hidup itu apa? Ya “mengasihi”. Itu syaratnya. Dengan mengasihi kita akan hidup.

Dalam rekoleksi ini yang paling mengena bagi Inez adalah tentang “Beauty in Imperfection”, yang artinya “Keindahan dalam Ketidaksempurnaan” Inez diajak untuk menyaksikan sebuah video singkat tentang seorang istri yang suaminya baru saja meninggal. Suaminya seorang aktivis gereja yang terkenal baik di masyarakat, saat istri itu menceritakan suaminya, dia tidak menceritakan perbuatan baik suaminya, dia bilang bahwa mereka bisa mendengar dari banyak orang. Yang diceritakan istrinya tentang suaminya adalah sesuatu yang konyol menurut kita, tentang suaminya yang sering mendengkur dan buang gas ketika tidur. Seringkali sang istri berpikir bahwa yang dilakukan suaminya mengganggu, tapi saat suaminya sakit parah dan hampir meninggal, hal yang mengganggu itu menjadi tanda baginya bahwa suaminya masih hidup.

Dari video singkat itu, Inez seperti ditegur oleh Tuhan, seringkali Inez mengeluh saat anggota keluarga melakukan kegiatan yang kurang nyaman bagi Inez, tapi bukankah itu tanda bahwa mereka masih hidup bersama Inez. Dan kadangkala hal yang mengganggu tersebut tanpa Inez sadari adalah salah satu cara mereka menunjukkan rasa cinta pada Inez, karena Inez tidak bisa menuntut mereka untuk melakukan hal yang Inez sukai. Jujur ya, Inez itu sangat suka dengan tindakan – tindakan yang romantis dan manis, tapi kadangkala untuk dapat itu semua dari keluarga tuh susah, karena mereka bukan tipe orang yang seperti Inez. Misal ketika Inez ingin dipanggil “kakak” sama adik Inez (adik Inez itu manggil Inez dengan nama, tidak dengan sebutan “kakak”), dia bukannya manggil “kakak” tapi malah manggil dengan panggilan ejekan dia ke Inez, setelah itu gantian Inez yang manggil dia dengan panggilan ejekan untuk dia. Atau kadang kalau di rumah sering rebut, tapi begitu ada yang pergi, pasti langsung saling mencari, “kok nggak pulang – pulang ya?” atau “aduh kok sepi ya nggak ada yang ngeributin”. Mungkin orang akan melihat itu sebagai sesuatu yang aneh, tapi ya itulah… Mereka punya cara tersendiri walaupun kadangkala membuat Inez sendiri berpikir bahwa itu aneh, tapi itulah mengapa Tuhan menciptakan kita berbeda agar kita bisa saling melengkapi.

Intinya bahwa keindahan dalam ketidaksempurnaan itu merupakan kualitas cinta, ketidaksempurnaan yang disadari dapat menjadi rahmat. Indikasi kedalaman (kualitas) cinta seseorang terletak pada kemampuan melihat ketidaksempurnaan menjadi sesuatu yang indah dan itu bisa membuat hidup kita benar – benar hidup. Bagi Inez sekarang, tidak ada orangtua ataupun saudara yang sempurna, tapi setiap orangtua ataupun saudara akan selalu mencintai dengan sempurna dengan cara yang unik dan tidak melulu dengan hal – hal romantis. So, love your family, love your friends. Tuhan memberkati.. ^_^

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun