Mohon tunggu...
Fransisca CorryFamelia
Fransisca CorryFamelia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

21

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Belajar Etika Humas dari Tragedi Bintaro 2

8 Maret 2022   12:15 Diperbarui: 8 Maret 2022   12:31 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kecelakaan kereta api Bintaro 2 Tahun 2013 (juga disebut Tragedi Bintaro 2) adalah kecelakaan kereta api yang terjadi pada tanggal 9 Desember 2013, ketika sebuah kereta api rel listrik (KRL) Commuter Line menabrak sebuah truk tangki Pertamina yang membawa bahan bakar jenis premium sebanyak 24.000 liter di perlintasan kereta api Pondok Betung, Bintaro pada Senin pagi. Kecelakaan ini terjadi diduga karena truck bermuatan tangki menerobos saat palang pintu yang tidak berfungsi.

Kronologi

KRL Commuter Line jurusan Serpong–Tanah Abang bernomor 1131 berangkat dari Serpong sekitar pukul 11.01, tetapi sedikit terlambat karena ada perbaikan AC. Setelah itu berangkat menuju Pondok Ranji. Disitulah kesalahan mulai terjadi. Truk tangki melewati perlintasan, tak jauh KRL datang. Petugas langsung mengibarkan bendera merah. KRL tak bisa rem mendadak dan akhirnya pukul 11.25 terjadilah tabrakan. Sekitar pukul 11.30 barulah tiga kali terjadi ledakan.

Tabrakan terjadi di jalan Ulujami Raya dekat dengan Pondok Betung dan sedikit dekat dengan lokasi Tragedi Bintaro sebelumnya pada tahun 1987.

Asisten masinis sempat memberitahukan bahwa akan siap-siap menghadapi tabrakan, tetapi penumpang tidak menghiraukan. Penumpang langsung terjatuh dan miring ke kanan. Saksi mata menyebutkan bahwa KRL berhenti mendadak dan lampu kereta mati. Penumpang di gerbong 1 & 2 berhamburan ke belakang karena di depan hawanya terasa panas.

Korban Jiwa

Masinis, Asisten Masinis, Teknisi Kereta meninggal karena posisi mereka terjepit. Sementara 2 penumpang wanita yang bernama Ny. Rosa meninggal di Rumah Sakit Suyoto Veteran. Masinis 1131, Darman Prasetyo dimakamkan di Purworejo.

Pernyataan Manager Corporate Commuter Line: Eva Chairunnisa

Dalam kasus ini, ada beberapa poin penting yang dilewatkan oleh Eva Chairunnisa saat diundang ke program televisi Hitam Putih.

Eva sama sekali tidak menunjukkan empati kepada keluarga korban akibat kecelakaan yang disebabkan karena kerusakan pintu palang perlintasan. Eva juga mengelak dari fakta bahwa kecelakaan tersebut adalah dikarenakan kerusakaan fasilitas yang tidak kunjung diperbaiki.

Eva malah fokus untuk menjelaskan kesalahan dari pihak lain tanpa sedikitpun meminta maaf atas kelalaian perusahaannya dan mencoba untuk mencari simpati dengan setidaknya mengucapkan bela sungkawa kemudian berbesar hati menyatakan permintaan maaf.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun