Mohon tunggu...
Fransisca Kristina Elisabet
Fransisca Kristina Elisabet Mohon Tunggu... Dokter - MD | Research Assistant at Infectious Disease Research Center (TB-HIV) Padjadjaran University

2 years of experience as General Practitioner, interested in Neurology and medical research, currently being involved in Indonesia Brain Infection Study Cohort.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Peran Artificial Intelligence Dalam Membantu Diagnosis Penyakit Stroke

26 Januari 2021   11:38 Diperbarui: 26 Januari 2021   20:53 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Stroke adalah suatu kondisi yang menyebabkan suplai darah ke otak terganggu atau berkurang. Penyakit ini terjadi ketika pembuluh darah yang membawa oksigen dan nutrisi ke otak tersumbat oleh darah yang menggumpal atau pecah. Stroke merupakan penyebab kematian utama di hampir seluruh RS di Indonesia, yaitu sekitar 15,4% dan mengalami peningkatan di setiap tahunnya. Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kemenkes RI tahun 2018 prevalensi stroke di Indonesia ada di angka 12,1 per mil yang berarti sebanyak 10,9 per 1.000 penduduk Indonesia telah mengalami stroke. Penyakit stroke sendiri dapat terbagi menjadi tiga jenis yaitu stroke ischemic, stroke hemoragik, dan transient ischemic attack.

Seiring dengan berkembangnya teknologi, peran kecerdasan buatan atau yang dikenal dengan Artificial Intelligence (AI) di bidang kedokteran mulai berkembang sangat luas. Dalam pengaplikasiannya kita bisa memanfaatkan teknologi tersebut untuk mengadopsi proses dan cara berpikir manusia melalui sistem pakar. Sistem pakar ini merupakan program komputer yang dapat meniru proses pemikiran dan pengetahuan pakar untuk menyelesaikan suatu masalah. Dalam dunia kedokteran aplikasi sistem pakar tersebut bisa dimanfaatkan dalam membantu mendiagnosis penyakit-penyakit tertentu, termasuk dalam diagnosis jenis penyakit stroke. Sistem pakar banyak membantu penggunanya dalam memperoleh suatu keputusan akan penyakit serta memberikan solusi baik berupa himbauan, penatalaksanaan, dan juga terapi pengobatan yang sesuai. Masih kurangnya kesadaran serta pemahaman masyarakat terhadap gejala awal dan penanganan lebih dini terhadap penyakit ditambah keterbatasan jumlah tenaga dan peralatan medis mengakibatkan implementasi teknologi ini dipandang sebagai salah satu alternatif yang memudahkan tenaga medis dalam memprediksi prognosis dan melakukan diagnosis secara lebih cepat.

Metode yang dapat digunakan yaitu metode Certainty Factor (CF) atau nilai kepastian suatu penyakit berdasarkan variabel MB (ukuran kepercayaan terhadap hipotesis) dan variabel MD (ukuran ketidakpercayaan terhadap bukti). Hasil dan output yang diperoleh berupa program aplikasi sistem pakar yang mampu mendiagnosis jenis penyakit stroke berdasarkan klasifikasi gejala dalam interface konsultasi yang kemudian dikonversi menjadi sekumpulan output range data dalam metode Certainty Factor (CF), sehingga klasifikasi jenis penyakit stroke dari pasien pun dapat ditentukan.

Peranan Artificial Intelligence (AI) dalam bidang kedokteran ini memiliki dampak yang sangat besar. Selain memudahkan dalam verifikasi data dan identifikasi gejala dari pasien secara cepat, penggunaan teknologi ini pun membantu mempermudah tenaga medis dalam melakukan prognosis, diagnosis, penentuan terapi, dan pengobatan yang disesuaikan dengan jenis penyakit pasien. Meskipun demikian, penggunaan teknologi Artificial Intelligence (AI) dalam bidang kedokteran saat ini masih sangat jarang ditemukan. Adanya keterbatasan waktu dari tenaga medis dan kurangnya pemahaman mengenai alur dan proses kerja dari teknologi AI ini mengakibatkan pengembangan aplikasinya masih sangat terbatas. Untuk itu diperlukan adanya kolaborasi dan sinergi yang baik antara tenaga medis dengan tenaga ahli AI dalam mewujudkan penerapan aplikasi tersebut secara nyata dalam bidang kedokteran sehingga pengoperasiannya pun mudah dilakukan bagi para tenaga medis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun