Mohon tunggu...
Fr. Fransesco Agnes Ranubaya
Fr. Fransesco Agnes Ranubaya Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Calon Imam Diosesan Keuskupan Ketapang Kalbar

Penulis Majalah DUTA Pontianak, Ordo Fransiskan Sekuler (OFS) Regio Kalimantan, Calon Imam Diosesan Keuskupan Ketapang Kalbar, Alumni UWD Fak. Sistem Informasi (S1), dan Mahasiswa STFT Widya Sasana Malang Prodi. Filsafat Keilahian.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kartius, S.H, M.Si: Burung Pipit Menjadi Enggang

22 Januari 2017   06:10 Diperbarui: 23 Januari 2017   11:39 1198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sUMBER: http://equator.co.id/wp-content/uploads/2015/11/Poto-kartius-1-e1448013721716.jpg

Kisah hidup dari seorang figur kadang begitu menarik untuk dibahas. Setiap karakteristik dari personal yang ada tentu berbeda-beda. Riwayat hidup, prestasi dan penghargaan yang boleh menjadi bagian kesukaan dari suatu peristiwa hidup. Duka cita, sedih dan penderitaan juga menjadi salah satu catatan hidup setiap manusia. Hal tersebut tidak terlepas dari rencana Tuhan yang menuliskan semua pada garis hidup umat-Nya. Sukses atau kegagalan adalah bagian dari perjalanan panjang yang boleh dilewati. Namun rasa syukur adalah nikmat terbesar yang boleh diungkapkan oleh setiap orang dalam kondisi apapun.

Dari pedalaman Kalimantan Barat, muncul seorang tokoh besar yang berawal dari kesederhanaan. Sebuah kampung terpencil mampu mencetak figur seorang pemimpin yang saat ini dikenal oleh siapa saja di bumi Kalimantan Barat. Kartius kecil lahir di Antong pada tanggal 27 Maret 1958 dari pasangan suami istri yang sederhana bernama Sa’em dan istrinya Maria Idor. Di masanya, Kartius muda bersama orang tua hidup dalam berbagai macam keterbatasan. Mau tidak mau di masa mudanya, Kartius dan orang tuanya harus berusaha keras untuk dapat menopang hidup keluarga. Dengan menoreh kulit pohon karet untuk diambil getahnya, kerja keraspun menuai hasil. Semangat hidup yang tak kunjung padam berkobar-kobar di dalam kehidupannya. Di dalam doa dan usaha, Tuhan dengan kasih-Nya membukakan jalan bagi hidup Kartius.
Karena faktor wilaya

h geografis, ekonomi, kurang tersedianya angkutan umum di masa itu tidak menghilangkan semangat juangnya untuk melanjutkan sekolah. Kegigihannya, kerja keras, semangat juang yang tinggi dan tekad untuk maju menjadi alasannya untuk gigih dalam mengemban pendidikan. Bagi orang kampung, sekolah adalah sesuatu yang istimewa. Karena kurangnya segala macam sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk sekolah, banyak anak-anak Dayak di masa itu sulit melanjutkan pendidikannya. Tetapi bagi Kartius, perjuangan untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga adalah dimulai dari pendidikan. Kegigihannya melahirkan usaha keras, usaha kerasnya menciptakan kekuatan. Kekuatan yang dipakainya hingga saat ini, boleh menjadi cerita indah bagaimana kerasnya hidup dari bawah untuk menggapai bintang di atas langit.

Pendidikannya dimulai ketika duduk di bangku SD, tepatnya di SDN 01 Kecamatan Menyuke,Kabupaten Menyuke yang kini telah mekar menjadi Kabupaten Landak pada tahun 2000 silam. Setelah menyesaikan pendidikan dasar pada tahun 1972, ia melanjutkan pendidikan menengah pertama di SMP Nomor 1 Darit dan lulus pada tahun 1974. Untuk melanjutkan pendidikan menengah atas, ia harus merantau dari Binua Landak menuju kota Pontianak di SMA YPK. Pada saat itu, ia tinggal bersama seorang pensiunan TNI-AL keturunan Padang bernama Pak Syamsuar dan istri di Jalan Podomoro. Awalnya, Kartius di usia remajanya bercita-cita menjadi seorang guru. Namun cita-citanya berubah seiring berjalannya waktu menjadi seorang Jaksa. Maka, Kartius akhirnya melanjutkan kuliah di Fakultas Hukum Universitas Tanjung Pura (UNTAN) Pontianak tahun 1979 dan tamat pada tanggal 23 Desember 1986 dengan gelar Sarjana Hukum. Pada tahun 1995, Kartius menyelesaikan pendidikan Strata II di Kebijakan Pub

lik Universitas Gajahmada Yogyakarta.
Kariernya berawal ketika Kartius mencoba mengajukan diri melalui tes CPNS pada tahun 1980. Akhirnya ia dinyatakan lulus dan bekerja untuk pertama kalinya sebagai staf di Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Kecamatan Ngabang dengan golongan ruang II/a karena ia mengandalkan ijazah SMA saja waktu itu. Tantangan paling besar adalah ketika ia harus menjalani pendidikan kuliah dengan pekerjaan yang baru diperolehnya saat itu. Pada tahun 1983 hingga 1985 ia dimutasikan di Sanggau, sehingga mau tak mau agar tetap bisa meneruskan kuliah, ia harus pulang pergi dari Sanggau ke Pontianak. 

Banyak sekali tantangan di hadapi selama mengemban pendidikan kuliahnya, bahkan seorang temannya pernah menganjurkan Kartius untuk berhenti supaya tidak menjadi gila oleh karena keadaannya yang harus pulang pergi sepanjang Sanggau Pontianak. Namun sikap optimis dari seorang Kartius tidak pernah padam. Kalimat yang sepertinya akan menyurutkan semangatnya disanggah dengan keyakinan kuat. 

Di dalam hatinya selalu ada semangat untuk maju. Ia percaya bahwa hal tersebut tidak akan membuatnya menjadi gila karena Yesus Kristus ada bersamanya. Sehingga pada akhirnya ia mampu melaksanakan KPKKN di kelurahan Saigon bersama H. Sutiman Sudin, Mantan Bupati Sanggau, Ibu Nurmala Direktur Poltekes Pontianak pertama, dan Dr. Martoyo Dosen Fisioil UNTAN Pontianak. Begitulah cara Tuhan mengangkat seorang Kartius yang dahulunya seorang pegawai rendahan hingga menjadi Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Provinsi Kalimantan Barat dengan jabatan eselon II.

Perkembangannya yang boleh dicapai mulai dari Kasubbag Bantuan dan Perlindungan Hukum Biro Hukum Prov. Kalbar, Kepala Bagian Penyimpanan dan Distribusi Biro Perlengkapan Prov. Kalbar, Kepala Bagian Pemeliharaan dan Pendayagunaan Biro Perlengkapan Pro. Kalbar tahun 2001, Kepala Biro Perlengkapan Prov. Kalbar tahun 2003, Assisten Administrasi dan Umum Sekretaris Daerah Prov. Kalbar tahun 2011, Pelaksana Harian Sekretaris Daerah Prov. Kalbar 5 September sampai November 2011, Kepala BKD 2014, Penjabat Bupati Ketapang pada 30 Agustus 2015 hingga 17 Februari 2016, dan saat ini menjabat sebagai Kepala Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Provinsi Kalimantan Barat. Bermacam penghargaan boleh diraihnya oleh karena tugas dan kerja kerasnya dalam melaksanakan tugas jabatannya. Tak ada yang mustahil bagi Tuhan, burung pipitpun yang kecil atas kekuatan-Nya telah menjadi burung enggang yang perkasa.

Saat ini Kartius memiliki tiga orang anak dari sang istri tercinta yang bernama Yuliana, A.Md. yang juga adalah seorang PNS kelahiran Desa Engkangin, Kecamatan Air Besar, Serimbu. Buah hati pertama bernama Eva Yuliantika Sando Hilpa, S.STP., MPA yang bekerja sebagai PNS di Kantor Gubernur Kalimantan Barat. Eva telah menikah dengan seorang pria yang dikasihinya bernama Yudi Trias Nanto, S.STP, M.Ec. Dev. Putra kedua bernama Kayu Dovika Sando Hilnuh dan putri bungsunya bernama Sella Ursulla Nadia Peanta, S. IP. yang bekerja di Bappeda Provinsi Kalimantan Barat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun