Kota Semarang (05/02/2021), Pada masa pandemi ini kebutuhan air bersih meningkat disebabkan oleh pola hidup sehat dan bersih yang tidak bisa lepas dari peran air bersih sebagai pendukung.  Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2018, hanya sekitar 74% penduduk Indonesia yang memiliki akses terhadap air bersih. Angka tersebut semakin menurun untuk penduduk di luar daerah metropolitan. Tanpa adanya persediaan air bersih, kegiatan higienis seperti membersihkan tubuh, makanan, dan pakaian tidak dapat dilakukan.
Janette Worm dan Tim van Hattum (2006) dalam karya mereka yang berjudul Rainwater Harvesting for Domestic Use, sebagian besar mayoritas penduduk di dunia banyak yang sulit untuk mendapatkan akses terhadap air bersih untuk kebutuhan domestik rumah tangga. Bahkan adapula yang sama sekali tidak terdapat distribusi air bersih di negaranya.Â
Berdasarkan alasan tersebut, muncullah gagasan dimana air hujan dimanfaatkan sebagai pemenuhan kebutuhan akan air bersih di beberapa kawasan tertentu. Kelurahan Jabungan yang berlokasi di Kota Semarang menjadi salah satu lokasi yang perlu memanfaatkan air hujan sebagai pengganti air tanah atau air PDAM yang menjadi sumber air bersih utama warga. Masyarakat di Kelurahan Jabungan khususnya di RT05/RW02 yang menjadi lokasi KKN salah satu mahasiswa UNDIP yaitu Frans Amadeo S, mencoba mejelaskan pentingnya pemanfaatan air hujan apalagi pada masa pademi ini.
Masyarakat di RT05/RW02 di Kelurahan Jabungan kerap kali mengeluhkan tentang sulitnya untuk memenuhi kebutuhan air berih untuk kehidupan sehari-hari terlebih pada musim kemarau, oleh sebab itu pemanfaatan air hujan yang didapatkan pada musim penghujan dapat menjadi salah satu solusi dari permasalahan terebut. Berikut beberapa manfaat dari peampungan air hujan yang perlu diketahui yaitu:
- Menghemat pengunaan air tanah,
- Menampung 10 meter kubik air pada saat hujan,
- Mengurangi run off & beban sungai saat hujan lebat,
- Menambah jumlah air yang masuk ke dalam tanah,
- Mempertahankan tinggi muka air tanah,
- Menurunkan konsentrasi pencemaran air tanah,
- Memperbaiki kualitas air tanah dangkal,
- Mengurangi laju erosi dan sedimentasi,
- Mereduksi dimensi jaringan drainase,
- Menjaga kesetimbangan hidrologi air tanah sehingga dapat mencegah intrusi air laut,
- Mencegah terjadinya penurunan tanah,
- Stok air pada musim kemarau (plus rain harvesting).
Kebanyakan masyarakat di RT05/RW02 tinggal di perumahan, oleh sebab itu lahan kosong di kawasan rumah sangat terbatas sehingga intalasi untuk penampungan air hujan juga harus dibuat sederhana. Berikut beberapa contoh sederhana yang dapat dilakuka untuk menampung air hujan di rumah yang terbatas lahannya:
Berikut beberapa yang harus diperhatikan untuk menerapkan sistem Rain Harvesting yaitu:
- Air hujan yang jatuh ke atap rumah ditampung talang di sepanjang tepian atap, kemudian disalurkan ke tangki di halaman belakang. Tangki berfungsi menyaring air dari daun, ranting, dan kotoran yang terbawa hujan.
- Tangki pertama berfungsi menyaring air hujan yang turun selama 10 menit pertama. Air tersebut biasanya mengandung lebih banyak polusi dan kotoran, sehingga harus diolah secara khusus.
- Setelah proses tersebut, air dimasukkan ke tangki kedua yang di dalamnya terdapat dua buah bak terpisah dengan fungsi yang berbeda. Bak pertama untuk proses penyaringan atau filterisasi. Bak ini berisi lapisan zeolit, ijuk, dan karbon aktif. Sementara bak kedua berfungsi menyimpan air yang sudah bersih dan siap digunakan.
- Tahapan terakhir, air bersih didistribusikan ke wastafel dan toilet serta dialirkan ke tandon air di lantai dua menggunakan pompa air.
Berikut beberapa yang harus diperhatikan untuk menerapkan sistem Rain Harvesting yaitu:
- Air hujan yang jatuh ke atap rumah ditampung talang di sepanjang tepian atap, kemudian disalurkan ke tangki di halaman belakang. Tangki berfungsi menyaring air dari daun, ranting, dan kotoran yang terbawa hujan.
- Tangki pertama berfungsi menyaring air hujan yang turun selama 10 menit pertama. Air tersebut biasanya mengandung lebih banyak polusi dan kotoran, sehingga harus diolah secara khusus.
- Setelah proses tersebut, air dimasukkan ke tangki kedua yang di dalamnya terdapat dua buah bak terpisah dengan fungsi yang berbeda. Bak pertama untuk proses penyaringan atau filterisasi. Bak ini berisi lapisan zeolit, ijuk, dan karbon aktif. Sementara bak kedua berfungsi menyimpan air yang sudah bersih dan siap digunakan.
Tahapan terakhir, air bersih didistribusikan ke wastafel dan toilet serta dialirkan ke tandon air di lantai dua menggunakan pompa air.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H