Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pentingnya Mental Baja di Era Digital

6 Februari 2025   15:55 Diperbarui: 6 Februari 2025   15:55 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernahkah kamu merasa lelah dengan dunia digital yang serba cepat ini? Informasi datang silih berganti, media sosial terus menampilkan kehidupan yang tampak sempurna, dan tekanan untuk selalu produktif semakin membebani pikiran. Jika kamu pernah merasakannya, kamu tidak sendirian. Inilah tantangan terbesar yang harus dihadapi oleh generasi saat ini sebuah realitas di mana batas antara dunia nyata dan digital semakin kabur, sementara ekspektasi terhadap individu terus meningkat.

Di era digital, bukan hanya teknologi yang berkembang pesat, tetapi juga tuntutan kehidupan. Ketahanan mental, atau yang sering disebut sebagai mental baja, menjadi lebih dari sekadar kebutuhan ia adalah tameng utama untuk bertahan dalam kerasnya dunia maya dan kenyataan yang menyertainya.

Mental baja bukan hanya tentang kekuatan fisik atau keberanian menghadapi risiko besar, melainkan tentang ketangguhan emosional, fleksibilitas dalam berpikir, dan kemampuan untuk tetap tenang di tengah badai. Bukan rahasia lagi bahwa era digital membawa banyak tantangan baru: dari budaya cancel culture, tekanan sosial media, hoaks yang beredar luas, hingga tuntutan produktivitas yang tak mengenal batas.

Lantas, bagaimana mental baja bisa menjadi penyelamat di tengah semua ini? Dan apa yang sebenarnya terjadi jika seseorang tidak memilikinya?.

Tekanan Sosial Media dan Ilusi Kesempurnaan

Jika kamu membuka media sosial, apa yang kamu lihat? Foto-foto liburan mewah, pencapaian luar biasa, wajah-wajah tanpa cela, dan gaya hidup yang tampak sempurna. Namun, realitas di balik layar sering kali tidak seindah yang ditampilkan. Banyak orang yang hanya menunjukkan bagian terbaik dari hidup mereka, meninggalkan sisi-sisi penuh perjuangan yang tak pernah terlihat.

Fenomena ini menciptakan ilusi kesempurnaan, di mana seseorang merasa dirinya harus selalu tampil sempurna dan sukses agar diterima oleh lingkungan. Studi dari Royal Society for Public Health (RSPH) di Inggris menemukan bahwa penggunaan media sosial berlebihan dapat meningkatkan risiko gangguan kecemasan dan depresi, terutama di kalangan anak muda. Sebuah riset lain yang dipublikasikan dalam jurnal Cyberpsychology, Behavior, and Social Networking juga menunjukkan bahwa semakin sering seseorang membandingkan dirinya dengan orang lain di media sosial, semakin rendah tingkat kebahagiaan dan kepercayaan dirinya.

Tanpa mental baja, seseorang bisa dengan mudah terjebak dalam siklus perbandingan sosial yang tidak sehat. Mereka mulai merasa tidak cukup baik, merasa gagal hanya karena tidak mampu menampilkan kehidupan yang "sempurna" seperti yang ada di layar kaca ponsel mereka.

Di sinilah pentingnya memiliki pola pikir yang kuat, yang mampu membedakan antara kenyataan dan ilusi digital. Mental baja memungkinkan seseorang untuk tetap fokus pada pertumbuhan pribadi tanpa terpengaruh oleh standar sosial yang tidak realistis.

Banjir Informasi dan Ancaman Hoaks

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun