Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Miris, Nilai-Nilai Moral Generasi Muda Makin Terkikis

31 Januari 2025   10:24 Diperbarui: 31 Januari 2025   10:24 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi tawuran.(Shutterstock)

Di sebuah kafe yang ramai, sekelompok remaja tertawa lepas sambil menatap layar ponsel mereka. Mereka begitu asyik dengan dunia digital, mengabaikan orang-orang di sekitar. Di sisi lain, seorang ibu berusaha berbicara dengan anaknya yang masih duduk di bangku SMP. Namun, si anak tak menggubris, matanya tetap terpaku pada video di TikTok.

Pemandangan seperti ini bukan lagi hal yang langka. Perubahan zaman membawa kemudahan teknologi, tetapi di saat yang sama juga membawa gelombang perubahan besar dalam perilaku generasi muda. Rasa hormat terhadap orang tua mulai pudar, etika dalam berkomunikasi semakin berkurang, dan empati terhadap sesama terkikis oleh kesibukan di dunia maya.

Semakin hari, nilai-nilai moral yang dulu dijunjung tinggi seperti kejujuran, tanggung jawab, dan sopan santun terasa semakin jauh dari kehidupan anak muda. Ini bukan sekadar opini tanpa dasar. Berbagai fenomena sosial yang terjadi saat ini mengindikasikan adanya pergeseran moral yang signifikan. Ke mana arah generasi muda kita? Mengapa nilai-nilai moral yang selama ini menjadi pilar kehidupan mulai luntur?

Mengenal Moralitas Pilar Penting dalam Kehidupan Sosial

Moralitas bukan sekadar aturan tertulis yang harus dipatuhi, tetapi juga menjadi fondasi dalam membangun masyarakat yang harmonis. Sejak kecil, seseorang diajarkan untuk menghormati orang tua, berkata jujur, bertanggung jawab atas tindakan, serta memiliki kepedulian terhadap sesama. Semua itu bukan hanya sekadar ajaran, tetapi nilai-nilai yang menjadi identitas manusia dalam kehidupan sosial.

Namun, di era modern ini, moralitas semakin dipertanyakan. Generasi muda lebih banyak menghabiskan waktu di dunia digital dibandingkan berinteraksi langsung dengan keluarga dan lingkungan. Nilai-nilai sosial yang dulu dijaga kini tergantikan oleh kebiasaan baru yang lebih mementingkan individualisme dan validasi sosial melalui media daring.

Fenomena ini menimbulkan pertanyaan besar: apakah teknologi menjadi penyebab utama hilangnya moralitas generasi muda, ataukah ada faktor lain yang lebih kompleks?

Dekadensi Moral

Generasi muda saat ini hidup dalam era keterbukaan informasi yang luar biasa. Dalam hitungan detik, mereka bisa mengakses segala jenis konten dari berbagai belahan dunia. Namun, kebebasan informasi ini sering kali tidak diimbangi dengan kemampuan menyaring mana yang baik dan mana yang buruk.

Media sosial menjadi arena baru bagi anak muda untuk mencari pengakuan. Bukan lagi prestasi atau integritas yang menjadi ukuran keberhasilan, melainkan jumlah "like" dan "followers". Banyak anak muda rela melakukan apa saja demi mendapat perhatian, bahkan jika itu berarti melanggar norma dan etika.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun