"Kenapa langit berwarna biru?" atau "Bagaimana burung bisa terbang?" adalah contoh pertanyaan yang mungkin pernah dilontarkan oleh anak-anak. Sekilas, pertanyaan seperti ini terdengar sederhana, bahkan mungkin dianggap remeh oleh sebagian orang dewasa. Namun, di balik pertanyaan-pertanyaan itu, tersimpan proses penting dalam perkembangan otak anak yang perlu dihargai.
Ketika seorang anak bertanya, sebenarnya mereka sedang menunjukkan rasa ingin tahu yang alami dan luar biasa. Rasa ingin tahu ini adalah pondasi awal dalam proses belajar sepanjang hidup mereka. Sayangnya, tidak semua orang tua atau pengasuh memahami pentingnya hal ini. Tak jarang, pertanyaan anak-anak justru dianggap mengganggu, membuang waktu, atau bahkan ditanggapi dengan kemarahan.
Mengapa Pertanyaan Anak Sering Diabaikan atau Dimarahi?
Ada beberapa alasan mengapa sebagian orang tua atau pengasuh merasa terganggu oleh pertanyaan anak. Salah satu penyebab utamanya adalah kurangnya pemahaman tentang pentingnya rasa ingin tahu bagi perkembangan anak. Beberapa orang mungkin merasa lelah setelah seharian bekerja, sehingga kehilangan kesabaran saat anak bertanya tentang sesuatu yang mereka anggap tidak penting.
Di sisi lain, ada juga orang tua yang merasa tidak percaya diri menjawab pertanyaan anak karena takut jawaban mereka salah. Dalam situasi seperti ini, beberapa orang tua memilih untuk mengalihkan perhatian anak atau bahkan memarahi mereka agar berhenti bertanya.
Namun, pendekatan seperti ini sangat tidak dianjurkan. Ketika anak dimarahi karena bertanya, mereka bisa merasa malu atau takut untuk mengungkapkan rasa ingin tahu mereka di masa depan. Hal ini dapat berdampak buruk pada perkembangan intelektual, emosional, dan bahkan sosial anak.
Rasa Ingin Tahu Sebagai Kunci Perkembangan Otak
Secara ilmiah, rasa ingin tahu memiliki peran penting dalam perkembangan otak anak. Penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Developmental Science menunjukkan bahwa rasa ingin tahu merangsang aktivitas di bagian otak yang berhubungan dengan pembelajaran dan memori. Dengan kata lain, ketika anak bertanya dan mendapatkan jawaban, otak mereka secara aktif menyimpan informasi baru dan membangun koneksi antarpengetahuan yang sudah ada.
Selain itu, rasa ingin tahu juga membantu anak mengembangkan keterampilan berpikir kritis. Misalnya, ketika seorang anak bertanya mengapa bunga membutuhkan matahari, mereka sebenarnya sedang mencoba memahami hubungan sebab-akibat. Jika rasa ingin tahu ini terus didukung, anak akan tumbuh menjadi individu yang kritis, kreatif, dan mampu memecahkan masalah di masa depan.
Dampak Jangka Panjang Jika Anak Dimarahi Saat Bertanya