Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Seberapa Efektif Diet Mediterania?

20 Januari 2025   14:22 Diperbarui: 20 Januari 2025   14:22 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Makanan Sehat.Pixabay.com/Pexels

Bukti lainnya datang dari studi Blue Zones, yang meneliti wilayah-wilayah dengan populasi yang memiliki harapan hidup tertinggi di dunia. Salah satu kesamaan dari wilayah-wilayah ini, seperti Sardinia di Italia dan Ikaria di Yunani, adalah pola makan mereka yang serupa dengan diet mediterania.

Mengapa Diet Mediterania Begitu Efektif?

Efektivitas diet mediterania tidak bisa dilepaskan dari kualitas bahan makanannya dan cara konsumsinya. Pola makan ini menekankan keseimbangan, di mana setiap kelompok makanan memiliki peran penting. Misalnya, minyak zaitun kaya akan asam lemak tak jenuh tunggal yang telah terbukti menurunkan kadar kolesterol jahat. Ikan seperti salmon dan sarden menyediakan asam lemak omega-3 yang mendukung kesehatan otak dan jantung.

Lebih dari sekadar jenis makanan, cara konsumsi juga menjadi kunci. Masyarakat di kawasan Mediterania dikenal menghabiskan waktu untuk menikmati makanan mereka, sering kali dalam suasana santai bersama keluarga dan teman. Kebiasaan ini tidak hanya meningkatkan kepuasan makan tetapi juga membantu mengurangi stres, yang merupakan faktor risiko bagi banyak penyakit kronis.

Diet Mediterania vs Pola Makan Modern

Pola makan modern, yang sering kali kaya akan makanan olahan dan cepat saji, membawa banyak dampak buruk. Tingginya kandungan gula dan lemak jenuh dalam makanan ini menyebabkan lonjakan berat badan, peningkatan kadar gula darah, dan peradangan kronis yang menjadi penyebab utama penyakit metabolik. Sebaliknya, diet mediterania menyediakan nutrisi yang dibutuhkan tubuh tanpa tambahan bahan kimia atau pengawet berbahaya.

Misalnya, dibandingkan dengan camilan seperti keripik atau makanan manis, kacang-kacangan dalam diet mediterania memberikan sumber energi yang kaya nutrisi, termasuk protein, serat, dan lemak sehat. Sementara itu, konsumsi rempah-rempah sebagai pengganti garam membantu mengurangi tekanan darah tanpa mengorbankan rasa.

Mengadopsi Diet Mediterania dalam Kehidupan Sehari-Hari

Bagi sebagian orang, mengubah pola makan bisa terasa menantang. Namun, diet mediterania relatif mudah diterapkan karena tidak mengharuskan pembatasan kalori yang ketat. Langkah pertama yang bisa dilakukan adalah menggantikan minyak goreng biasa dengan minyak zaitun, kemudian meningkatkan konsumsi sayuran dan buah-buahan segar dalam setiap hidangan.

Memasukkan ikan ke dalam menu mingguan juga menjadi langkah penting. Cobalah mulai dengan ikan yang mudah diolah seperti salmon atau tuna. Selain itu, hindari makanan olahan dan fokus pada bahan makanan segar. Dengan melakukan perubahan kecil secara bertahap, kamu bisa membangun kebiasaan makan sehat yang berkelanjutan.

Kritik terhadap Diet Mediterania

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun