Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Virus HMPV Mengancam Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Adalah Tameng Utama

7 Januari 2025   08:10 Diperbarui: 7 Januari 2025   08:10 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Mencuci Tangan.Pixabay.com/ivabalk 

Munculnya ancaman baru dalam dunia kesehatan bukanlah hal yang asing, terutama dalam era globalisasi dan urbanisasi yang mempercepat penyebaran berbagai penyakit. Salah satu virus yang kini mendapat perhatian lebih adalah Human Metapneumovirus atau HMPV. Meski nama ini mungkin masih terdengar asing bagi banyak orang, dampaknya terhadap kesehatan masyarakat, terutama pada kelompok rentan seperti anak-anak dan lansia, tidak boleh diremehkan.

Virus HMPV termasuk dalam keluarga Paramyxoviridae, yaitu kelompok virus yang menyerang saluran pernapasan. Virus ini memiliki karakteristik serupa dengan virus penyebab flu, tetapi dengan potensi komplikasi yang lebih serius, terutama bagi mereka yang memiliki kekebalan tubuh lemah. Fakta bahwa belum ada vaksin atau pengobatan spesifik untuk virus ini menjadikan langkah pencegahan sebagai senjata utama.

Namun, apa yang sebenarnya membuat HMPV menjadi ancaman yang begitu signifikan? Bagaimana pola hidup bersih dan sehat mampu berperan penting dalam meminimalkan risiko penularan? Untuk menjawabnya, mari kita telusuri lebih jauh.

Memahami Human Metapneumovirus (HMPV)

Human Metapneumovirus sendiri pertama kali ditemukan pada tahun 2001 oleh sekelompok peneliti di Belanda. Virus ini diketahui dapat menginfeksi manusia dari segala usia, tetapi paling sering menyerang bayi, anak-anak, lansia, serta orang-orang dengan gangguan kekebalan tubuh. HMPV sering kali menyebabkan infeksi saluran pernapasan akut dengan gejala seperti batuk, pilek, demam, dan sesak napas. Pada beberapa kasus, virus ini dapat berkembang menjadi bronkiolitis atau pneumonia, kondisi serius yang memerlukan penanganan medis intensif.

Penularan HMPV terjadi melalui droplet atau tetesan cairan yang keluar saat seseorang batuk atau bersin. Virus ini juga dapat bertahan pada permukaan benda yang terkontaminasi, seperti meja, gagang pintu, atau mainan anak, selama beberapa jam. Inilah mengapa HMPV cenderung menyebar dengan cepat di lingkungan padat seperti sekolah, tempat penitipan anak, atau rumah sakit.

Data dari berbagai studi menunjukkan bahwa HMPV memiliki pola musiman, dengan tingkat penularan tertinggi terjadi selama akhir musim hujan atau musim dingin. Gejala yang ditimbulkan mungkin terlihat ringan pada sebagian orang, namun pada kelompok rentan, virus ini dapat menyebabkan komplikasi serius yang berujung pada rawat inap bahkan kematian.

Dampak Nyata dari Virus HMPV

Meski kurang dikenal dibandingkan virus seperti COVID-19 atau influenza, HMPV sebenarnya telah lama menjadi penyebab infeksi saluran pernapasan yang signifikan. Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Infectious Diseases menunjukkan bahwa HMPV menyumbang sekitar 5% hingga 10% dari total infeksi saluran pernapasan akut di seluruh dunia.

Pada anak-anak di bawah usia lima tahun, HMPV sering kali menyebabkan gejala yang cukup parah, seperti kesulitan bernapas atau mengi. Lansia yang memiliki penyakit penyerta, seperti diabetes atau penyakit jantung, juga memiliki risiko tinggi mengalami komplikasi akibat infeksi virus ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun