Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Mengenal Virus HMPV dan Cara Mencegahnya

6 Januari 2025   10:03 Diperbarui: 6 Januari 2025   10:03 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gejala HMPV umumnya meliputi batuk, demam, hidung tersumbat, dan sesak napas.(Shutterstock/HBRH)

Dalam dunia kesehatan modern, munculnya berbagai virus baru menjadi tantangan besar bagi masyarakat global. Salah satu virus yang menarik perhatian adalah Human Metapneumovirus (HMPV). Meski kurang dikenal dibandingkan dengan virus-virus besar seperti SARS-CoV-2 atau influenza, HMPV memiliki dampak yang tidak bisa diabaikan, terutama pada kelompok masyarakat yang rentan. Virus ini menjadi salah satu penyebab utama infeksi saluran pernapasan yang sering kali sulit dibedakan dari penyakit lainnya.

HMPV pertama kali ditemukan pada tahun 2001 di Belanda. Penemuan ini memberikan wawasan baru dalam dunia virologi, terutama karena virus ini ternyata sudah lama ada dan menyebar tanpa terdeteksi. HMPV termasuk dalam keluarga Paramyxoviridae, yang juga mencakup virus campak dan parainfluenza. Dalam struktur genetiknya, HMPV mirip dengan Respiratory Syncytial Virus (RSV), yang juga menjadi penyebab utama penyakit pernapasan pada anak-anak.

Meskipun secara umum infeksi yang disebabkan oleh HMPV tergolong ringan, beberapa kasus menunjukkan bahwa virus ini bisa menyebabkan komplikasi serius, seperti pneumonia atau bronkiolitis. Ini terutama terjadi pada kelompok tertentu, seperti bayi, lansia, dan individu dengan sistem imun yang lemah. Fakta ini menunjukkan bahwa memahami HMPV bukan hanya relevan untuk tenaga medis, tetapi juga bagi masyarakat luas agar dapat melindungi diri dan orang-orang di sekitarnya.

Apa yang Membuat HMPV Berbahaya?

HMPV sering kali sulit diidentifikasi karena gejalanya mirip dengan infeksi saluran pernapasan lainnya. Pada tahap awal, seseorang yang terinfeksi HMPV mungkin hanya mengalami pilek ringan, batuk, atau demam. Namun, pada beberapa individu, terutama yang memiliki sistem imun yang lemah, gejala ini dapat berkembang menjadi masalah yang lebih serius.

Salah satu tantangan utama dalam menghadapi HMPV adalah kemampuannya menyebar dengan mudah. Virus ini ditularkan melalui droplet atau percikan kecil yang keluar saat seseorang batuk atau bersin. Selain itu, HMPV juga dapat bertahan pada permukaan benda selama beberapa jam, meningkatkan kemungkinan seseorang tertular jika menyentuh benda tersebut dan kemudian menyentuh wajahnya.

Kondisi ini diperburuk oleh fakta bahwa HMPV sering kali tidak segera terdeteksi. Gejalanya yang mirip dengan flu biasa membuat banyak orang tidak menyadari bahwa mereka telah terinfeksi. Akibatnya, virus ini dapat menyebar secara luas sebelum akhirnya dikenali sebagai penyebab wabah di suatu komunitas.

Dampak HMPV pada Kelompok Rentan

Virus HMPV memiliki dampak yang lebih besar pada kelompok tertentu dalam masyarakat. Bayi dan anak-anak, misalnya, lebih rentan terhadap infeksi ini karena sistem imun mereka belum sepenuhnya berkembang. Menurut penelitian, HMPV adalah salah satu penyebab utama bronkiolitis dan pneumonia pada anak-anak di bawah usia lima tahun.

Pada lansia, infeksi HMPV sering kali memperburuk kondisi kesehatan yang sudah ada sebelumnya, seperti penyakit paru-paru kronis atau gagal jantung. Hal ini membuat mereka lebih rentan mengalami komplikasi serius yang dapat mengancam nyawa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun