Cyberbullying yang Kerap Diabaikan
Cyberbullying adalah salah satu dampak negatif media sosial yang paling nyata. Remaja sering kali menjadi korban komentar kasar, penghinaan, atau bahkan ancaman di dunia maya. Tidak seperti perundungan di dunia nyata yang mungkin terbatas pada ruang tertentu, cyberbullying bersifat masif dan dapat menjangkau korban kapan saja.
Menurut laporan dari National Center for Educational Statistics pada tahun 2021, sekitar 20% remaja di seluruh dunia pernah mengalami cyberbullying. Dampaknya tidak hanya terbatas pada kesehatan mental, tetapi juga fisik. Banyak remaja yang mengalami insomnia, kehilangan nafsu makan, atau bahkan menunjukkan gejala psikosomatik akibat tekanan dari perundungan daring ini.
Tragisnya, beberapa kasus cyberbullying bahkan berujung pada tindakan bunuh diri. Kasus seperti ini menggarisbawahi pentingnya kesadaran akan dampak psikologis media sosial terhadap remaja. Sayangnya, banyak korban enggan melaporkan pengalaman mereka karena merasa malu atau takut akan konsekuensinya.
Berita Palsu dan Krisis Literasi Digital
Salah satu tantangan besar lainnya yang dihadapi remaja adalah rendahnya literasi digital. Dalam era informasi yang bergerak cepat, media sosial sering kali menjadi sumber berita utama bagi remaja. Namun, tidak semua informasi yang beredar di media sosial dapat dipercaya.
Banyak remaja yang belum memiliki kemampuan untuk memilah mana informasi yang valid dan mana yang sekadar hoaks. Misalnya, ketika pandemi COVID-19 melanda, banyak sekali berita palsu tentang metode penyembuhan yang tidak ilmiah tersebar luas di media sosial. Remaja yang tidak memiliki pengetahuan cukup mungkin saja mempercayai informasi tersebut, yang pada akhirnya dapat membahayakan diri mereka sendiri.
Sebagai tambahan, algoritma media sosial sering kali hanya menampilkan konten yang sesuai dengan preferensi pengguna. Hal ini menciptakan echo chamber, di mana remaja hanya terpapar pada informasi yang mendukung pandangan mereka, tanpa mendapatkan perspektif yang lebih luas.
Pengaruh Media Sosial terhadap Kesehatan Mental
Media sosial juga memberikan dampak besar terhadap kesehatan mental remaja. Sifat adiktif dari media sosial membuat banyak remaja menghabiskan waktu berjam-jam untuk scrolling, menyukai, atau mengomentari unggahan. Aktivitas ini sering kali menggantikan waktu yang seharusnya digunakan untuk tidur, belajar, atau melakukan aktivitas fisik.
Kurangnya tidur akibat penggunaan media sosial yang berlebihan dapat menyebabkan berbagai masalah, termasuk gangguan konsentrasi, suasana hati yang buruk, dan penurunan performa akademik. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Royal Society for Public Health di Inggris menemukan bahwa media sosial adalah salah satu penyebab utama meningkatnya angka kecemasan dan depresi pada remaja.