Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Membayar Pajak Beban yang Tak Terelakkan, Namun untuk Memebangun Negeri

23 Desember 2024   09:09 Diperbarui: 23 Desember 2024   09:09 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Membayar Pajak. Pixabay.com/Ralphs_Fotos 

Ketiga, sistem administrasi yang rumit. Bagi sebagian besar masyarakat, proses pelaporan dan pembayaran pajak masih dianggap sulit. Meski kini pemerintah telah meluncurkan sistem pajak online, tidak semua orang, terutama mereka yang tinggal di daerah terpencil, memiliki akses atau pemahaman yang cukup untuk menggunakannya.

Pajak Sebagai Investasi Jangka Panjang

Namun, di balik segala tantangan tersebut, ada satu hal yang harus kamu pahami: membayar pajak adalah bentuk investasi jangka panjang. Ketika kamu membayar pajak, kamu sebenarnya sedang memberikan kontribusi untuk menciptakan masa depan yang lebih baik.

Bayangkan sebuah desa kecil yang terpencil. Desa ini tidak memiliki akses jalan yang memadai, sehingga hasil panen dari petani sulit untuk dijual ke pasar. Dengan dana dari pajak, pemerintah membangun jalan baru yang menghubungkan desa tersebut ke kota terdekat. Dampaknya, perekonomian desa menjadi lebih hidup. Petani bisa menjual hasil panennya dengan harga yang lebih baik, anak-anak di desa bisa pergi ke sekolah dengan lebih mudah, dan layanan kesehatan menjadi lebih terjangkau.

Cerita ini bukan sekadar imajinasi. Banyak program pemerintah yang berhasil karena dukungan dari pajak. Salah satu contohnya adalah Program Keluarga Harapan (PKH), yang memberikan bantuan kepada keluarga miskin untuk meningkatkan taraf hidup mereka. Dana untuk program ini sebagian besar berasal dari pajak yang kamu bayarkan.

Masalah-Masalah dalam Sistem Perpajakan

Meski pajak memiliki manfaat besar, sistem perpajakan di Indonesia masih menghadapi banyak tantangan. Beberapa di antaranya adalah:

  1. Rendahnya Kepatuhan Pajak
    Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pajak, tingkat kepatuhan wajib pajak di Indonesia masih rendah dibandingkan negara-negara lain. Pada tahun 2022, hanya sekitar 62% dari total wajib pajak yang melaporkan Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT). Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari ketidaktahuan, ketidakpercayaan, hingga keengganan untuk berkontribusi.

  2. Ekonomi Informal yang Luas
    Indonesia memiliki sektor ekonomi informal yang sangat besar. Banyak pelaku usaha kecil yang tidak terdaftar secara resmi dan tidak membayar pajak. Padahal, jika semua sektor ekonomi berkontribusi, pendapatan negara dari pajak bisa meningkat signifikan.

  3. Pajak yang Tidak Merata
    Ada persepsi bahwa pajak hanya dibebankan kepada masyarakat kelas menengah dan atas, sementara banyak perusahaan besar yang justru menghindari pajak melalui berbagai celah hukum. Fenomena ini dikenal sebagai "tax avoidance" dan sering kali menjadi sorotan publik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun