Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Diakuisisi Djarum, Seberapa Memikat Bakmi GM hingga Masuk Radar Konglomerat?

14 Desember 2024   08:29 Diperbarui: 14 Desember 2024   08:29 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sajian bakmi ayam jamur khas Bakmi GM.(DOK. BAKMI GM)

Ketika mendengar nama Bakmi GM, yang muncul di benak banyak orang adalah sajian semangkuk mi dengan tekstur kenyal, aroma khas bawang goreng yang menggoda, dan pangsit goreng renyah yang hampir tak tergantikan. Restoran legendaris yang sudah eksis lebih dari setengah abad ini bukan hanya tempat makan, tetapi juga simbol dari perjalanan panjang sebuah usaha yang mampu melintasi zaman. Baru-baru ini, kabar akuisisi Bakmi GM oleh Djarum Group menarik perhatian publik. Banyak yang bertanya-tanya, apa yang membuat Djarum, salah satu konglomerasi terbesar di Indonesia, begitu tertarik pada restoran ini?

Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih dalam mengenai daya tarik Bakmi GM, strategi bisnis yang mungkin mendasari akuisisi oleh Djarum, serta dampaknya terhadap pelanggan setia dan industri kuliner nasional secara keseluruhan.

Jejak Panjang Bakmi GM dalam Dunia Kuliner

Bakmi GM lahir pada tahun 1959 di kawasan Gajah Mada, Jakarta. Saat itu, ia dikenal sebagai Bakmi Gajah Mada, sebuah warung kecil yang didirikan oleh pasangan imigran Tionghoa. Dengan modal sederhana, mereka meracik hidangan berbasis mi yang bercita rasa otentik dan mampu memikat hati pelanggan. Seiring waktu, nama Bakmi GM menjadi pilihan populer, tak hanya bagi warga Jakarta, tetapi juga para pelancong yang menjadikan kunjungan ke restoran ini sebagai agenda wajib.

Keberhasilan Bakmi GM bukan kebetulan. Ini adalah hasil dari kombinasi strategi bisnis yang solid dan dedikasi dalam menjaga konsistensi rasa. Bahkan setelah lebih dari 60 tahun berdiri, restoran ini berhasil mempertahankan identitasnya. Menu klasik seperti Bakmi Special GM dan pangsit goreng tetap menjadi andalan. Namun, perusahaan juga beradaptasi dengan menghadirkan varian menu baru yang relevan dengan tren kuliner masa kini, seperti menu nasi dan hidangan ayam krispi.

Keunggulan lainnya adalah kemampuan Bakmi GM untuk berkembang secara strategis. Hingga kini, restoran ini telah memiliki lebih dari 50 cabang di berbagai kota besar seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya. Dalam menjalankan bisnisnya, Bakmi GM juga berhasil membangun sistem operasional yang terintegrasi, termasuk pengelolaan rantai pasok bahan baku yang efisien.

Dengan warisan seperti ini, tak heran jika Bakmi GM dianggap sebagai aset berharga di dunia kuliner Indonesia.

Mengapa Djarum Tertarik pada Bakmi GM?

Ketika Djarum Group mengakuisisi Bakmi GM, banyak pihak yang mempertanyakan alasan di balik langkah strategis ini. Sebagai salah satu konglomerasi terbesar di Indonesia, Djarum memiliki rekam jejak yang kuat di berbagai sektor, mulai dari perbankan (melalui Bank Central Asia), teknologi (melalui Blibli dan tiket.com), hingga properti dan media. Akuisisi di sektor kuliner, meskipun bukan hal baru, tetap menarik untuk dikaji lebih dalam.

Djarum dikenal sebagai perusahaan yang cermat dalam memilih investasi. Akuisisi Bakmi GM kemungkinan besar didasarkan pada potensi besar yang dimiliki oleh merek ini. Pertama, Bakmi GM memiliki basis pelanggan yang sangat kuat. Pelanggan yang setia pada merek tertentu adalah salah satu aset paling berharga dalam dunia bisnis, karena loyalitas ini sulit dibangun dan lebih sulit lagi dipertahankan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun