Kesulitan tidur, bahkan ketika bayi sedang tidur.
Merasa lelah secara fisik dan emosional.
Ketidakmampuan untuk fokus atau membuat keputusan sederhana.
Perasaan rendah diri dan ketidakmampuan menjalankan tanggung jawab.
Jika tidak ditangani, gejala ini dapat berkembang menjadi masalah yang lebih serius, seperti depresi pasca-kelahiran pada ayah (paternal postpartum depression). Kondisi ini tidak hanya memengaruhi kesehatan mental ayah, tetapi juga dinamika keluarga secara keseluruhan.
Dampak Daddy Blues pada Keluarga
Daddy blues tidak hanya memengaruhi ayah secara individu, tetapi juga memiliki dampak besar pada hubungan dalam keluarga. Ketika ayah merasa terisolasi atau tidak mampu menjalankan perannya, hubungan dengan pasangan bisa menjadi tegang. Konflik kecil dapat dengan mudah berkembang menjadi masalah besar jika komunikasi tidak berjalan dengan baik.
Selain itu, keterlibatan ayah dalam pengasuhan anak juga bisa terganggu. Anak membutuhkan kehadiran emosional kedua orang tua untuk tumbuh dengan sehat. Jika ayah merasa terputus atau tidak mampu menjalin ikatan dengan anak, hal ini dapat memengaruhi perkembangan emosional dan psikologis anak di kemudian hari.
Faktor yang Memicu Daddy Blues
Daddy blues bisa dialami oleh siapa saja, terlepas dari latar belakang atau pengalaman sebelumnya. Namun, beberapa faktor diketahui dapat meningkatkan risiko kondisi ini, seperti: