Indonesia menghadapi persaingan ketat dari produsen teh besar seperti India, Sri Lanka, dan Kenya. Negara-negara ini tidak hanya memiliki lahan yang lebih luas, tetapi juga teknologi pengolahan yang lebih maju dan strategi pemasaran yang lebih terencana.
 Sebagai contoh, India mampu memproduksi teh Assam dan Darjeeling dengan kualitas premium yang mendapatkan pengakuan internasional, sementara Kenya dikenal dengan teh hitamnya yang unggul di pasar global.
Sebaliknya, teh Indonesia sering kali dipandang kurang konsisten dalam hal kualitas. Selain itu, mayoritas teh yang diekspor berupa bahan mentah, sehingga nilainya jauh lebih rendah dibandingkan teh olahan atau produk turunan.
3. Ketergantungan pada Ekspor Bahan Mentah
Hampir 70% produksi teh Indonesia diekspor dalam bentuk bahan mentah. Proses ini membuat nilai tambah produk teh Indonesia kalah dibandingkan dengan negara-negara lain yang telah berhasil mengembangkan produk hilir seperti teh kemasan, teh celup, atau minuman siap saji. Dengan sedikitnya produk bernilai tambah, teh Indonesia sulit bersaing dalam kategori produk premium di pasar internasional.
4. Dampak Perubahan Iklim
Perubahan iklim memberikan dampak serius pada perkebunan teh. Suhu yang terus meningkat, pola curah hujan yang tidak menentu, hingga ancaman bencana alam seperti banjir dan longsor memengaruhi produktivitas kebun teh. Daerah-daerah yang sebelumnya menjadi sentra produksi kini sering mengalami gagal panen akibat cuaca ekstrem.
Petani teh yang menggantungkan hidup dari hasil panen juga semakin terpuruk. Mereka harus menghadapi risiko kehilangan pendapatan tanpa ada jaminan perlindungan dari pemerintah atau perusahaan pengelola kebun.
5. Kurangnya Minat Generasi Muda
Tenaga kerja di sektor teh sebagian besar terdiri dari generasi tua. Regenerasi tenaga kerja menjadi masalah serius karena generasi muda kurang tertarik untuk terjun ke dunia perkebunan. Sektor ini dianggap tidak menjanjikan secara finansial dan kurang menarik dibandingkan pekerjaan di sektor lain. Akibatnya, banyak kebun teh yang kekurangan tenaga kerja berkualitas.
6. Kurangnya Branding dan Promosi Teh Lokal