Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Mengapa Kita Harus Menghemat Air Sekarang Juga?

4 Desember 2024   13:59 Diperbarui: 4 Desember 2024   14:19 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Keran Air.Pixabay.com/JonasKIM 

Air adalah nyawa bagi bumi. Dari tetesan embun di pagi hari hingga aliran sungai yang memberi kehidupan, air adalah fondasi dari semua ekosistem di dunia. 

Tetapi, pernah gak kamu menyadari bahwa sumber daya yang tampaknya tak terbatas ini sebenarnya semakin langka? Fakta pahitnya, kita sedang berada di ambang krisis air global, dan jika tindakan tidak segera diambil, masa depan kita akan hancur.

Bayangkan seorang petani di desa kecil Indonesia yang setiap harinya mengandalkan sumur untuk menyiram sawah. Selama bertahun-tahun, air sumur itu cukup untuk seluruh desa. Namun, dalam satu dekade terakhir, sumur itu mulai kering lebih awal setiap musim kemarau. 

Apa yang dulu menjadi jaminan kehidupan kini berubah menjadi tanda bahaya. Kisah ini bukan fiksi, tetapi kenyataan yang dihadapi banyak masyarakat kita hari ini.

Krisis Air Global Realitas yang Harus Kita Hadapi

PBB memperkirakan bahwa pada tahun 2025, hampir setengah populasi dunia akan menghadapi kekurangan air. Masalah ini tidak hanya terjadi di Afrika atau Timur Tengah yang sering digambarkan sebagai wilayah kering, tetapi juga mengancam negara-negara tropis seperti Indonesia.

Kamu mungkin bertanya, bagaimana mungkin Indonesia, dengan curah hujan tinggi dan ribuan sungai, menghadapi krisis air? Jawabannya terletak pada bagaimana kita mengelola sumber daya ini. 

Pencemaran sungai, penggundulan hutan, dan eksploitasi air tanah secara besar-besaran menjadi penyebab utama. Selain itu, perubahan iklim memperburuk situasi dengan pola cuaca yang tidak menentu, memperpanjang musim kemarau, dan meningkatkan intensitas banjir yang mencemari sumber air bersih.

Sebagai contoh nyata, di Jakarta, penurunan muka tanah terjadi akibat eksploitasi air tanah yang berlebihan. Kondisi ini menyebabkan intrusi air laut ke sumber air tawar, membuat banyak sumur tidak lagi layak konsumsi. Situasi serupa terjadi di Pulau Jawa dan Sumatera, di mana sungai-sungai yang dulu jernih kini dipenuhi limbah industri dan domestik.

Mengapa Menghemat Air Adalah Agenda Mendesak?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun