Fakta lain yang cukup mengejutkan, sebuah penelitian oleh National Institutes of Health (NIH) mengungkapkan bahwa anak yang terpapar layar lebih dari dua jam sehari memiliki materi abu-abu di otaknya yang lebih tipis. Hal ini berpotensi memengaruhi kemampuan berpikir dan memori anak.
2. Isolasi Sosial dan Kehilangan Empati
handphone menciptakan dunia virtual yang menarik, tetapi sering kali menjauhkan anak dari realitas. Anak-anak yang terlalu sering menggunakan handphone cenderung lebih nyaman berinteraksi dengan layar daripada dengan manusia di sekitarnya.
Misalnya, anak yang kecanduan game online mungkin lebih suka menghabiskan waktu sendiri daripada bermain dengan teman-teman sebaya. Ini bisa berdampak buruk pada perkembangan keterampilan sosial mereka. Mereka menjadi kurang mampu memahami emosi orang lain, sulit bekerja sama, dan kehilangan empati.
Bukti nyata dari masalah ini adalah laporan UNICEF yang menyebutkan bahwa anak yang terlalu sering menggunakan handphone juga berisiko mengalami gangguan kecemasan sosial. Mereka merasa canggung atau bahkan takut saat harus berinteraksi langsung dengan orang lain.
3. Dampak Psikologis dan Perilaku
Penggunaan handphone yang tidak terkontrol juga memengaruhi kesehatan mental anak. Paparan konten yang tidak sesuai, seperti kekerasan atau informasi negatif, dapat membentuk pola pikir yang salah.
Selain itu, anak yang terbiasa dengan hiburan instan dari handphonesering kali menjadi kurang sabar. Mereka mudah frustrasi atau bahkan marah ketika dilarang mengakses gadget. Dalam beberapa kasus, kecanduan handphonedapat memicu tantrum yang berlebihan pada anak kecil atau perilaku agresif pada anak yang lebih besar.
Mengapa Orang Tua Memberikan Handphone Tanpa Batasan?
Ada beberapa alasan mengapa banyak orang tua cenderung memberikan handphone kepada anak mereka: