Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Dikit-Dikit Panggil Tukang, Pentingnya Belajar Mandiri Memperbaiki Rumah!

29 November 2024   13:00 Diperbarui: 29 November 2024   13:00 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Memperbaiki Keren.Pixabay.com/fran1 

Bayangkan sebuah pagi di akhir pekan. Kamu baru saja selesai menyeduh secangkir kopi, siap menikmati waktu santai setelah seminggu penuh bekerja. Tapi tiba-tiba, kamu mendengar suara tetesan air dari keran dapur yang bocor. Tetesan itu semakin lama semakin deras, membuat kamu terpaksa memanggil tukang untuk memperbaikinya.

Beberapa jam kemudian, masalah selesai, tetapi tagihan jasa yang kamu bayar membuat kantong terasa kering. Kamu pun bertanya-tanya, apakah sebenarnya hal seperti ini bisa diperbaiki sendiri tanpa harus memanggil tukang? Jawabannya, tentu bisa, asalkan kamu mau belajar.

Kebiasaan "dikit-dikit panggil tukang" sering kali dianggap wajar, terutama bagi mereka yang merasa tidak punya waktu atau kemampuan untuk memperbaiki kerusakan kecil di rumah. Padahal, kebiasaan ini dapat memunculkan banyak masalah jangka panjang, baik dari segi finansial maupun pengembangan keterampilan diri. Artikel ini akan mengupas tuntas mengapa belajar memperbaiki sendiri adalah langkah penting dalam hidup, sekaligus memberikan panduan praktis agar kamu bisa memulainya.

Mengapa Kita Terlalu Bergantung pada Tukang?

Banyak orang yang merasa tidak percaya diri untuk menangani perbaikan sendiri. Penyebabnya bisa bermacam-macam:

  1. Kurangnya Pengetahuan Dasar
    Tidak semua orang dibekali pendidikan atau pengalaman memperbaiki sesuatu sejak kecil. Bagi sebagian besar masyarakat perkotaan, hal-hal seperti mengganti keran atau memperbaiki kursi mungkin terasa asing.

  2. Kenyamanan yang Ditawarkan Jasa Tukang
    Memanggil tukang sering kali menjadi solusi paling praktis. Kamu tinggal menelpon, dan dalam waktu singkat masalah selesai tanpa perlu mengotori tangan.

  3. Takut Salah dan Membuat Masalah Lebih Besar
    Banyak orang berpikir, "Kalau aku coba memperbaiki sendiri, bagaimana kalau malah rusak lebih parah?" Kekhawatiran ini sering menghentikan seseorang sebelum mencoba.

Namun, ketergantungan ini sebenarnya memiliki konsekuensi yang lebih besar.

Masalah yang Timbul Akibat "Dikit-Dikit Panggil Tukang"

  1. Biaya yang Membengkak
    Menurut survei kecil-kecilan yang dilakukan pada beberapa keluarga di perkotaan, rata-rata mereka menghabiskan Rp500.000 hingga Rp1.000.000 per bulan untuk jasa perbaikan rumah kecil seperti mengganti keran, memperbaiki pintu, atau memasang lampu. Biaya ini sebenarnya bisa ditekan jika kamu mulai belajar memperbaiki sendiri.

  2. Kehilangan Kesempatan untuk Belajar
    Ketergantungan pada tukang membuat kamu melewatkan kesempatan untuk memahami cara kerja barang-barang di rumah. Padahal, memahami hal ini dapat meningkatkan rasa percaya diri dan kemandirian.

  3. Tergantung pada Orang Lain
    Jika setiap masalah kecil harus diselesaikan oleh orang lain, bagaimana jika suatu saat tidak ada tukang yang bisa dihubungi? Misalnya, dalam situasi darurat seperti banjir atau bencana alam, kemampuan memperbaiki sendiri menjadi sangat penting.

Manfaat Belajar Memperbaiki Sendiri

Belajar memperbaiki sendiri bukan hanya tentang menghemat uang, tetapi juga memiliki manfaat jangka panjang yang tak ternilai.

  1. Hemat Biaya dalam Jangka Panjang
    Contoh sederhana adalah mengganti keran air bocor. Jika kamu memanggil tukang, biayanya bisa mencapai Rp200.000 hingga Rp500.000. Sementara itu, dengan modal Rp50.000 untuk membeli alat sederhana seperti kunci inggris dan Rp20.000 untuk keran baru, kamu bisa menyelesaikan masalah ini sendiri.

  2. Melatih Kemandirian
    Memperbaiki barang sendiri memberikan rasa puas yang luar biasa. Ketika kamu berhasil menyelesaikan masalah tanpa bantuan orang lain, kamu akan merasa lebih percaya diri menghadapi tantangan serupa di masa depan.

  3. Mengembangkan Keterampilan Praktis
    Keterampilan memperbaiki barang sering kali dianggap remeh. Padahal, ini adalah investasi keterampilan hidup. Suatu saat, keterampilan ini bisa membantu kamu menghemat waktu, uang, dan bahkan membantu orang lain.

  4. Mengurangi Limbah
    Dengan memperbaiki barang yang rusak, kamu ikut mendukung upaya pengurangan limbah. Misalnya, memperbaiki kursi yang patah lebih ramah lingkungan dibandingkan membuangnya dan membeli yang baru.

Belajar Memperbaiki Sendiri

Salah satu kisah inspiratif datang dari Ibu Rina, seorang ibu rumah tangga di Jakarta. Suatu hari, mesin air di rumahnya tiba-tiba berhenti berfungsi. Alih-alih memanggil tukang, Ibu Rina memutuskan untuk mencari video tutorial di YouTube. Dengan alat sederhana seperti obeng dan minyak pelumas, dia berhasil memperbaiki mesin air sendiri.

"Saya awalnya takut salah, tapi setelah mencoba, ternyata tidak serumit yang saya bayangkan," ujar Ibu Rina. Kini, dia sering membantu teman-temannya memperbaiki barang kecil di rumah mereka.

Bagaimana Memulai Belajar Memperbaiki Sendiri?

Jika kamu tertarik untuk mencoba, berikut adalah langkah-langkah yang bisa kamu ikuti:

  1. Lengkapi Peralatan Dasar
    Mulailah dengan membeli alat-alat sederhana seperti obeng, palu, tang, kunci inggris, dan lem serbaguna. Alat-alat ini cukup untuk menangani sebagian besar masalah kecil di rumah.

  2. Manfaatkan Sumber Belajar Online
    Internet adalah guru terbaik. Banyak video tutorial dan artikel langkah demi langkah yang dapat membantumu memahami cara memperbaiki barang.

  3. Mulai dari yang Sederhana
    Jangan langsung mencoba memperbaiki barang elektronik yang rumit. Mulailah dari hal kecil, seperti memperbaiki kursi yang longgar atau mengganti bohlam lampu.

  4. Bergabung dengan Komunitas
    Ada banyak komunitas DIY (Do It Yourself) yang bisa memberikan inspirasi dan tips. Bergabunglah untuk berdiskusi dan belajar dari pengalaman orang lain.

  5. Tetap Aman
    Jika kamu memperbaiki sesuatu, pastikan untuk selalu memprioritaskan keselamatan. Misalnya, matikan aliran listrik saat memperbaiki kabel atau gunakan sarung tangan saat bekerja dengan alat tajam.

Kapan Harus Memanggil Tukang?

Meski belajar memperbaiki sendiri itu penting, ada batasan tertentu yang perlu diperhatikan. Jangan ragu untuk memanggil tukang jika:

  • Masalah melibatkan listrik tegangan tinggi.

  • Kerusakan pada saluran pipa utama.

  • Perbaikan membutuhkan alat yang tidak kamu miliki atau keahlian khusus.

Kesimpulan

Memperbaiki sendiri adalah keterampilan yang memberikan manfaat besar, mulai dari penghematan biaya hingga peningkatan rasa percaya diri. Dengan sedikit usaha dan kemauan belajar, kamu bisa mengatasi banyak masalah kecil di rumah tanpa harus selalu bergantung pada tukang.

Jadi, mulai sekarang, cobalah untuk lebih proaktif. Saat menghadapi masalah kecil, tanyakan pada dirimu, "Apakah aku bisa memperbaiki ini sendiri?" Kemungkinan besar, jawabannya adalah bisa.

Semakin sering kamu mencoba, semakin banyak keterampilan yang kamu kuasai. Dan siapa tahu, suatu hari kamu bukan hanya bisa mengatasi masalahmu sendiri, tetapi juga membantu orang lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun