Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Manusia Akar Segala Masalah untuk Alam!

28 November 2024   13:21 Diperbarui: 28 November 2024   15:28 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Kerusakan Alam Akibat Manusia.Chargpt.com

Di sisi lain, kebakaran hutan yang semakin sering terjadi juga menjadi bukti nyata dampak perubahan iklim. Contoh terbaru adalah kebakaran besar yang melanda hutan Amazon dan Australia pada tahun 2019. Kebakaran ini tidak hanya menghancurkan jutaan hektar lahan, tetapi juga melepaskan karbon dalam jumlah besar ke atmosfer, memperparah efek rumah kaca.

Kurangnya Kesadaran Kolektif

Masalah terbesar yang menjadi akar dari semua ini adalah kurangnya kesadaran manusia terhadap pentingnya menjaga lingkungan. Banyak dari kita yang masih membuang sampah sembarangan, menggunakan produk sekali pakai, dan mengabaikan dampak dari gaya hidup kita terhadap alam.

Sebuah survei dari WWF Indonesia menunjukkan bahwa 63% masyarakat Indonesia belum memahami sepenuhnya dampak dari penggunaan plastik terhadap lingkungan. Hal ini menunjukkan perlunya edukasi yang lebih luas tentang pentingnya menjaga alam. Sayangnya, banyak pihak yang lebih fokus pada keuntungan ekonomi jangka pendek daripada keberlanjutan lingkungan.

Kisah Nyata yang Membuka Mata

Untuk memahami betapa seriusnya masalah ini, mari kita lihat cerita nyata dari Pulau Gili, sebuah destinasi wisata populer di Indonesia. Pulau ini dahulu terkenal dengan pantai yang bersih dan air laut yang jernih. Namun, lonjakan jumlah wisatawan yang tidak diimbangi dengan pengelolaan sampah yang baik membuat pulau ini penuh dengan plastik. Bahkan, pada tahun 2018, pemerintah setempat harus mengangkut lebih dari 40 ton sampah plastik dari pulau tersebut dalam satu bulan.

Kisah ini adalah pengingat bahwa tanpa pengelolaan yang baik, bahkan surga dunia sekalipun bisa berubah menjadi tempat yang penuh masalah.

Langkah Nyata untuk Mengubah Keadaan

Meskipun manusia adalah sumber masalah, kita juga memiliki kemampuan untuk memperbaiki kerusakan ini. Langkah pertama yang bisa kamu lakukan adalah mulai dari diri sendiri. Misalnya, kamu bisa mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, membawa tas belanja sendiri, dan memilih produk yang ramah lingkungan.

Selain itu, mendukung penggunaan energi terbarukan seperti panel surya dan turbin angin juga bisa membantu mengurangi emisi karbon. Pemerintah dan perusahaan besar juga harus mengambil peran aktif dengan menerapkan kebijakan hijau, seperti insentif untuk kendaraan listrik dan pengelolaan sampah yang lebih baik.

Edukasi juga menjadi kunci. Jika setiap orang memahami dampak dari tindakan mereka terhadap lingkungan, maka perubahan besar bisa terjadi. Contohnya, kampanye "Diet Kantong Plastik" yang diluncurkan di beberapa kota besar di Indonesia telah berhasil mengurangi penggunaan plastik hingga 50%.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun