Contohnya, pada Pilpres 2019, hasil quick count dari lembaga survei terpercaya menunjukkan angka yang mendekati hasil resmi Komisi Pemilihan Umum (KPU). Selisih suara antara kandidat pun berada dalam margin of error yang wajar. Fakta ini menunjukkan bahwa quick count dapat diandalkan sebagai alat bantu prediksi.
Kredibilitas Lembaga Survei
Lembaga survei yang melaksanakan quick count memegang peran penting dalam memastikan hasil yang valid. Kredibilitas lembaga ini ditentukan oleh beberapa faktor:
-
Transparansi: Lembaga survei yang kredibel akan mempublikasikan metodologi yang digunakan, seperti cara pengambilan sampel, jumlah TPS yang disurvei, margin of error, dan sumber dana. Transparansi ini menjadi indikator bahwa lembaga tersebut profesional dan bertanggung jawab.
Rekam Jejak: Lembaga yang sering menghasilkan quick count yang akurat di berbagai pemilu sebelumnya menunjukkan konsistensi dan kompetensi.
Independensi: Lembaga survei yang independen, tanpa afiliasi politik atau tekanan dari pihak tertentu, lebih mungkin menghasilkan quick count yang obyektif.
Sebaliknya, lembaga survei yang tidak transparan atau memiliki afiliasi politik dapat menggunakan quick count sebagai alat propaganda untuk memengaruhi opini publik. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk memeriksa kredibilitas lembaga survei sebelum mempercayai hasil quick count.
Perbedaan Quick Count dengan Hasil Resmi
Quick count berbeda dengan hasil resmi yang dikeluarkan oleh KPU. Quick count adalah prediksi berdasarkan sampel, sementara hasil resmi merupakan hasil penghitungan suara secara menyeluruh dari seluruh TPS.
Dalam banyak kasus, hasil quick count mendekati hasil resmi. Misalnya, pada Pilkada DKI Jakarta 2017, hasil quick count dari berbagai lembaga survei hampir seluruhnya sesuai dengan hasil penghitungan resmi KPU. Hal ini menunjukkan bahwa quick count memiliki tingkat akurasi yang tinggi jika dilakukan dengan metodologi yang benar.
Namun, ada beberapa situasi di mana quick count berbeda dari hasil resmi, terutama jika selisih suara antar kandidat sangat tipis. Dalam kasus seperti ini, margin of error menjadi faktor penting yang harus diperhatikan.