Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Limbah Rumah Tangga Jadi Faktor Pencemar Air

25 November 2024   11:15 Diperbarui: 25 November 2024   11:41 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Limbah Plastik Mengotori Sungai.Pixabay.com/TeiFri 

Air adalah salah satu anugerah terbesar yang dimiliki oleh bumi. Setiap tetesnya adalah kehidupan. Kita membutuhkan air untuk minum, memasak, membersihkan, dan mendukung berbagai aktivitas sehari-hari. Namun, di balik peran vitalnya, air menghadapi ancaman serius dari pencemaran. Salah satu penyebab utama pencemaran ini adalah limbah rumah tangga sesuatu yang mungkin terlihat sepele, tetapi memiliki dampak besar pada lingkungan.

Pernahkah kamu membayangkan ke mana perginya air kotor dari wastafel setelah mencuci piring? Atau apa yang terjadi pada minyak goreng bekas yang kamu buang begitu saja ke saluran air? Jika jawabannya tidak, inilah saatnya untuk memahami bahwa tindakan kecil di rumahmu bisa memengaruhi kualitas air di sekitarmu.

Mengapa Limbah Rumah Tangga Berbahaya?

Setiap rumah menghasilkan limbah dalam berbagai bentuk, mulai dari sisa makanan, detergen, minyak bekas, hingga produk pembersih berbahan kimia. Limbah-limbah ini sering kali berakhir di saluran air tanpa melalui pengolahan yang memadai.

Misalnya, detergen yang digunakan untuk mencuci pakaian dan peralatan rumah tangga biasanya mengandung fosfat, bahan kimia yang dapat memicu pertumbuhan alga secara berlebihan di perairan. Fenomena ini disebut eutrofikasi, di mana alga yang tumbuh menutupi permukaan air, mengurangi penetrasi cahaya matahari, dan menurunkan kadar oksigen. Akibatnya, ekosistem perairan terganggu, ikan dan organisme air lainnya mati, dan kualitas air menurun drastis.

Minyak goreng bekas juga menjadi ancaman serius. Ketika dibuang ke saluran air, minyak membentuk lapisan di permukaan air, menghalangi pertukaran oksigen. Dalam jangka panjang, minyak ini meresap ke tanah dan mencemari air tanah, yang sering kali menjadi sumber air utama di pedesaan. Data dari Environmental Protection Agency menunjukkan bahwa satu liter minyak goreng dapat mencemari hingga satu juta liter air bersih.

Limbah rumah tangga berbahan kimia, seperti cairan pembersih, cat, atau pestisida, juga menyumbang masalah besar. Limbah ini mengandung bahan toksik yang sulit diuraikan dan bisa meracuni ekosistem air. Di Indonesia, beberapa laporan menunjukkan bahwa kandungan logam berat, seperti merkuri dan timbal, meningkat di perairan dekat permukiman padat penduduk.

Kondisi Nyata di Lapangan

Di berbagai kota besar di Indonesia, seperti Jakarta, Surabaya, dan Bandung, pencemaran air oleh limbah rumah tangga telah mencapai level yang mengkhawatirkan. Sungai-sungai yang dulunya menjadi sumber kehidupan kini dipenuhi sampah dan limbah cair. Menurut laporan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), sekitar 70 persen pencemaran air di Indonesia berasal dari aktivitas domestik.

Salah satu contohnya adalah Sungai Ciliwung di Jakarta. Sungai ini setiap harinya menerima limbah dari jutaan rumah tangga, mulai dari plastik hingga air cucian. Akibatnya, kualitas air di sungai ini berada dalam kategori tercemar berat. Ironisnya, sungai ini masih menjadi salah satu sumber air baku untuk kebutuhan rumah tangga di wilayah sekitarnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun