Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sering Disinggung, Mengenal Ekonomi Hijau dan Penerapannya

19 November 2024   09:00 Diperbarui: 19 November 2024   16:54 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Sawah.Pixabay.com/chienba 

Dalam beberapa tahun terakhir, istilah "ekonomi hijau" makin banyak dibicarakan di berbagai kalangan. Ini bukan sekadar tren atau jargon tanpa makna; ekonomi hijau hadir sebagai solusi konkret untuk tantangan besar yang kita hadapi: bagaimana menumbuhkan ekonomi tanpa mengorbankan lingkungan. Dengan latar belakang krisis iklim yang kian nyata dan urgensi pembangunan berkelanjutan, ekonomi hijau bukan hanya penting untuk dipahami tetapi juga diimplementasikan di seluruh sektor. Di Indonesia, implementasi ekonomi hijau sudah mulai berjalan, meskipun tantangannya masih cukup besar.

Apa Itu Ekonomi Hijau?

Ekonomi hijau adalah konsep yang mengedepankan pembangunan ekonomi yang tetap menjaga kelestarian lingkungan dan berorientasi pada keberlanjutan. Inti dari ekonomi hijau adalah bagaimana kita bisa tumbuh tanpa merusak alam, atau lebih jelasnya, bagaimana kita bisa mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan sambil tetap mendapatkan hasil ekonomi yang bermanfaat. Prinsip utamanya adalah rendah karbon, efisiensi sumber daya, dan keadilan sosial, sehingga konsep ini juga relevan dengan upaya mengurangi ketimpangan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Dalam ekonomi hijau, pertumbuhan bukanlah tujuan utama jika mengorbankan lingkungan. Alih-alih mengandalkan energi fosil yang mencemari, ekonomi hijau mendorong pemanfaatan energi terbarukan seperti angin, air, dan matahari. Di sini, peran teknologi sangat vital karena teknologi ramah lingkungan memungkinkan kita untuk mengurangi emisi karbon, menggunakan energi lebih efisien, dan mengelola limbah lebih baik. Di sisi lain, ekonomi hijau juga berfokus pada keberlanjutan sosial, artinya pertumbuhan ekonomi harus inklusif, berkeadilan, dan bermanfaat bagi semua lapisan masyarakat.

Mengapa Ekonomi Hijau Penting bagi Indonesia?

Indonesia memiliki kekayaan alam yang luar biasa, namun ironisnya, banyak sumber daya ini rusak karena eksploitasi berlebihan. Dari deforestasi, pencemaran laut, hingga polusi udara di kota-kota besar, semuanya menuntut perubahan cara kita memandang pembangunan. Indonesia juga termasuk salah satu negara penyumbang emisi karbon terbesar di dunia, terutama karena kegiatan seperti pembakaran hutan untuk perkebunan, penebangan hutan, dan industri berbasis fosil.

Jika terus dibiarkan, dampak dari kerusakan ini akan semakin terasa: kualitas udara yang buruk, suhu yang meningkat, bencana alam yang kerap terjadi, hingga ketidakstabilan ekonomi karena kerusakan alam yang kian parah. Penerapan ekonomi hijau menjadi solusi nyata untuk mengatasi berbagai permasalahan ini, sekaligus memastikan pembangunan yang berkelanjutan dan berorientasi masa depan. Jika Indonesia serius menerapkan ekonomi hijau, kita bisa menjadi pionir bagi negara berkembang lain dan menunjukkan bahwa ada cara membangun ekonomi yang tetap menjaga keseimbangan alam.

Contoh Penerapan Ekonomi Hijau di Indonesia

Indonesia sudah mulai bergerak ke arah ekonomi hijau dalam beberapa sektor penting. Di antaranya adalah sektor energi, pertanian, dan industri. Beberapa inisiatif ini bahkan sudah menunjukkan hasil yang cukup menggembirakan.

  1. Pengembangan Energi Terbarukan
    Salah satu langkah besar dalam ekonomi hijau adalah pengembangan energi terbarukan. Di Indonesia, energi fosil masih dominan, namun pemerintah mulai gencar mengembangkan potensi energi terbarukan, seperti tenaga surya, tenaga angin, dan biomassa. Misalnya, proyek pembangkit listrik tenaga surya di beberapa pulau kecil di Indonesia yang bertujuan untuk mengurangi ketergantungan terhadap diesel dan energi konvensional lainnya. Energi surya ini tidak hanya ramah lingkungan tetapi juga menjangkau wilayah-wilayah terpencil yang sulit dijangkau oleh jaringan listrik utama.

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
    Lihat Sosbud Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun