Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Makan Siang Gratis Akan Selalu Mengundang Pro dan Kontra

15 November 2024   09:47 Diperbarui: 15 November 2024   09:49 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gibran Rakabuming melakukan peninjauan program makan bergizi gratis di SDN 1 Langkai, Palangkaraya,Senin (4/11/2024). (Dok. Sekretariat Wakil Presiden

Makan siang gratis bagi anak sekolah bukanlah topik baru, namun tetap menarik perhatian dan kontroversi di masyarakat. Program ini dirancang dengan tujuan mulia, dimana pemerintah memastikan semua anak sekolah, terutama dari keluarga kurang mampu, mendapatkan makanan bergizi setiap hari. Dengan adanya makan siang gratis, anak-anak yang mungkin selama ini sulit memperoleh makanan bergizi di rumah diharapkan bisa lebih fokus dalam belajar. Meski gagasan ini terkesan sederhana, namun di baliknya tersimpan berbagai tantangan yang memicu pro dan kontra dari berbagai pihak. Bagi sebagian orang, program ini dianggap sebagai langkah nyata pemerintah untuk mendukung pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan anak. Tapi, ada juga yang merasa bahwa anggaran yang diperlukan tidak sebanding dengan manfaatnya, dan masih banyak kebutuhan lain yang perlu diprioritaskan.

Manfaat Makan Siang Gratis untuk Anak Sekolah

Program makan siang gratis memiliki potensi besar untuk mendukung kesehatan dan prestasi anak-anak sekolah. Bagi mereka yang setuju, ada sejumlah alasan kuat mengapa program ini seharusnya didukung. Salah satunya adalah potensi peningkatan kualitas pendidikan. Anak-anak yang perutnya kenyang dan tubuhnya mendapat asupan bergizi cenderung lebih mampu berkonsentrasi dalam belajar. Sebuah studi yang dilakukan oleh Journal of School Health menunjukkan bahwa anak-anak yang mengonsumsi makanan bergizi secara rutin memiliki kemampuan kognitif yang lebih baik dan lebih sedikit mengalami masalah kesehatan. Hal ini disebabkan oleh nutrisi yang tepat yang mampu mendukung fungsi otak dan energi mereka sepanjang hari di sekolah.

Selain itu, program ini juga dianggap sebagai bentuk pemerataan kesempatan pendidikan. Bayangkan jika seorang anak yang berasal dari keluarga kurang mampu datang ke sekolah dalam keadaan lapar. Tentu, ia akan sulit berkonsentrasi dan prestasinya akan tertinggal. Dengan adanya makan siang gratis, kesenjangan ini bisa ditekan, sehingga anak-anak dari berbagai latar belakang memiliki kesempatan yang sama untuk berprestasi. Program ini juga menjadi alat untuk mengurangi angka putus sekolah, terutama di daerah yang sulit aksesnya terhadap makanan bergizi.

Program makan siang gratis juga berpotensi mengurangi beban ekonomi keluarga yang penghasilannya terbatas. Ketika orang tua tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan untuk makan siang anak di sekolah, mereka dapat mengalokasikan dana tersebut untuk kebutuhan lain yang juga penting, seperti pendidikan dan kesehatan. Hal ini sangat berarti, terutama bagi keluarga prasejahtera yang kadang harus memilih antara memberi makan anak atau membeli buku pelajaran.

Tantangan dan Kritik terhadap Program Makan Siang Gratis

Meskipun manfaatnya sangat jelas, program ini tidak lepas dari kritik dan tantangan. Tantangan terbesar datang dari segi anggaran dan efektivitas pelaksanaannya. Implementasi makan siang gratis untuk anak sekolah membutuhkan anggaran besar yang harus dialokasikan pemerintah. Beberapa pihak yang menentang program ini merasa bahwa anggaran sebesar itu sebaiknya dialihkan ke kebutuhan lain dalam sektor pendidikan, seperti perbaikan infrastruktur sekolah, peningkatan kesejahteraan guru, dan pengadaan fasilitas belajar yang lebih baik.

Di samping itu, ada juga kekhawatiran bahwa program ini dapat menimbulkan ketergantungan pada bantuan pemerintah. Sebagian masyarakat merasa bahwa tanggung jawab memberi makan anak adalah tanggung jawab utama keluarga, bukan pemerintah atau sekolah. Dengan adanya makan siang gratis, mereka khawatir bahwa orang tua akan semakin bergantung pada sekolah dan tidak merasa bertanggung jawab untuk memastikan anaknya mendapat asupan gizi yang baik. Ketergantungan ini dianggap bisa berujung pada budaya hidup yang tidak mandiri, yang tentunya tidak baik untuk jangka panjang.

Masalah kualitas makanan juga menjadi perhatian. Beberapa program makan siang gratis yang telah berjalan di berbagai daerah sering kali mendapat kritik karena kualitas makanan yang tidak memenuhi standar gizi atau bahkan higienitas. Ada kasus di mana makanan yang disediakan untuk anak-anak tidak segar atau kurang gizi, yang justru dapat membahayakan kesehatan anak-anak. Tentu, masalah ini dapat diatasi dengan pengawasan ketat, tetapi membutuhkan biaya dan manajemen yang tidak sedikit.

Solusi Alternatif Agar Makan Siang Gratis Terfokus dan Tepat Sasaran

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun