Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Apa Ikan Kaleng Seburuk Stigma Masyarakat?

15 November 2024   08:21 Diperbarui: 15 November 2024   08:26 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Ikan Kaleng di Rak Supermarket.Pixabay.com/Joenomias 

Jika mendengar kata ikan kaleng, sebagian besar dari kita mungkin langsung teringat pada makanan yang kurang berkualitas, penuh pengawet, dan tidak bergizi apalagi waktu mendengar dicetuskan untuk makan gratis untuk anak sekolah. Stigma ini sudah begitu melekat di masyarakat, seolah-olah makanan kaleng adalah pilihan terakhir yang sebaiknya dihindari. Namun, benarkah ikan kaleng hanya sekadar makanan murah yang seharusnya dijauhi? Kenyataannya, ikan kaleng memiliki banyak manfaat yang tak kalah dengan ikan segar, terutama dalam hal nilai gizi. Bahkan, ikan kaleng sangat cocok untuk program makan gratis yang kini diperbincangkan. Jadi, jika kita bisa lebih terbuka dalam melihatnya, kita bisa memanfaatkan ikan kaleng dengan bijak.

Mengapa Ikan Kaleng Dianggap Kurang Sehat?

Mungkin banyak di antara kita bertanya-tanya, dari mana stigma ini berasal? Pandangan negatif terhadap ikan kaleng sebenarnya dipengaruhi oleh beberapa faktor. Pertama, karena bentuknya yang sudah dikemas dan tidak terlihat segar, orang mengira bahwa ikan kaleng tidak sesehat ikan yang langsung diolah dari pasar. Kedua, kandungan pengawet dan garam yang memang terkadang cukup tinggi dalam beberapa produk ikan kaleng membuat orang berpikir dua kali untuk mengonsumsinya. Ada pula anggapan bahwa makanan kaleng, termasuk ikan kaleng, mengandung bahan kimia berbahaya yang bisa merusak kesehatan dalam jangka panjang.

Namun, anggapan-anggapan ini tidak sepenuhnya benar. Pengalengan adalah proses yang telah diuji dan digunakan selama puluhan tahun untuk mengawetkan makanan tanpa merusak kandungan nutrisinya. Bahkan, banyak produk ikan kaleng di pasaran yang tidak mengandung pengawet buatan karena proses pengalengan itu sendiri sudah cukup untuk menjaga keawetan makanan, di damping itu ada badan yang mengawasi dan mengontrol standar mutu sebelum dipasarkan sehingga layak untuk di konsumsi.

Nutrisi dalam Ikan Kaleng Tidak Kalah dengan Ikan Segar

Jika kamu masih ragu tentang nilai gizi ikan kaleng, mari kita lihat lebih dekat. Ikan kaleng, terutama sarden dan tuna, merupakan sumber protein yang sangat baik. Satu kaleng sarden bisa mengandung hingga 20 gram protein, yang berarti hampir setengah dari kebutuhan protein harian kita. Protein sangat penting bagi tubuh untuk membangun dan memperbaiki jaringan, serta mendukung sistem kekebalan tubuh. Tidak hanya itu, ikan kaleng juga kaya akan asam lemak omega-3, yang sangat baik untuk kesehatan jantung dan otak.

Bukan hanya protein dan omega-3 saja, ikan kaleng juga mengandung vitamin D yang penting untuk menjaga kesehatan tulang dan meningkatkan penyerapan kalsium. Selain itu, beberapa produk ikan kaleng yang masih mengandung tulang bahkan bisa menjadi sumber kalsium yang baik. Vitamin B12 yang terkandung dalam ikan kaleng juga bermanfaat untuk kesehatan saraf dan pembentukan sel darah merah. Jadi, jika kamu berpikir bahwa ikan kaleng tidak sehat, sebenarnya justru sebaliknya.

Ikan Kaleng sebagai Solusi Makan Gratis yang Nutrisi dan Praktis

Dalam beberapa pekan terakhir, kita semakin sering mendengar program makan gratis dan akan dilasanakan menyeluruh di tahu depan. Program ini bertujuan membantu masyarakat yang membutuhkan, terutama di tengah kondisi ekonomi yang belum sepenuhnya stabil. Namun, salah satu tantangan besar dalam program makan gratis adalah menyediakan makanan bergizi yang praktis dan mudah didistribusikan. Di sinilah ikan kaleng bisa menjadi solusi yang sangat tepat.

Ikan kaleng, dengan harga yang relatif terjangkau dan kemasan yang tahan lama, sangat cocok untuk program semacam ini. Ikan kaleng bisa didistribusikan dengan mudah, tidak membutuhkan lemari pendingin, dan siap saji. Bagi masyarakat yang mungkin tidak memiliki akses mudah ke ikan segar, ikan kaleng bisa menjadi sumber protein yang dapat diandalkan. Jika diberikan secara teratur dalam porsi yang seimbang, ikan kaleng bisa membantu memenuhi kebutuhan nutrisi masyarakat dengan cara yang praktis dan efisien.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun