Dampak Perselingkuhan
Perselingkuhan tidak hanya merusak kepercayaan antara pasangan, tetapi juga membawa dampak buruk yang meluas, baik bagi pasangan yang terlibat maupun orang-orang di sekitarnya.Â
Studi yang dilakukan oleh American Association for Marriage and Family Therapy menyebutkan bahwa hampir 15-25% pernikahan di Amerika Serikat berakhir karena perselingkuhan.Â
Dampaknya tentu sangat terasa, terutama bagi pasangan yang diselingkuhi. Rasa sakit akibat pengkhianatan ini bukan hanya menyisakan luka emosional, tetapi juga dapat menyebabkan trauma yang berkelanjutan.
Di Indonesia, meskipun angka resmi kasus perselingkuhan tidak selalu terdokumentasikan dengan baik, banyak laporan dan video-video yang beredar menunjukkan bahwa masalah ini sering kali berakhir dengan perceraian.Â
Pengadilan agama mencatat bahwa perselingkuhan adalah salah satu alasan perceraian paling sering yang diajukan oleh pasangan. Dampak dari perpisahan ini bukan hanya dirasakan oleh pasangan, tetapi juga oleh anak-anak yang harus melihat orang tua mereka berpisah.Â
Anak-anak dari keluarga yang berpisah akibat perselingkuhan sering kali mengalami masalah emosional, seperti kehilangan kepercayaan pada hubungan, sulit beradaptasi di lingkungan baru, dan bahkan munculnya gangguan kecemasan.
Bagaimana Mengatasi dan Mencegah Perselingkuhan?
Mencegah perselingkuhan memang bukan hal yang mudah, namun bukan berarti tidak mungkin dilakukan. Langkah pertama yang paling penting adalah dengan membangun komunikasi yang sehat dan terbuka dengan pasangan.Â
Banyak hubungan yang retak karena kurangnya komunikasi atau adanya perasaan takut untuk menyampaikan kejujuran. Padahal, berani menyampaikan apa yang dirasakan, bahkan jika itu berupa kritik, dapat membantu mengurangi risiko terjadinya perselingkuhan. Ketika ada masalah, cobalah untuk membicarakannya secara dewasa dan temukan solusi bersama. Dengan begitu, kedua belah pihak bisa merasa dihargai dan diperhatikan.
Selain komunikasi, membangun komitmen yang kuat juga menjadi langkah penting. Di sinilah pentingnya memahami bahwa sebuah hubungan bukan hanya tentang merasakan kebahagiaan sesaat, tetapi juga menjalani masa-masa sulit bersama. Pasangan yang memiliki komitmen kuat biasanya akan lebih tangguh dalam menghadapi godaan dan lebih rela untuk berjuang demi mempertahankan hubungan.