Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Politik Hijau untuk Sumut yang Lebih Lestari, Bagaimana Mewujudkannya?

25 Oktober 2024   13:35 Diperbarui: 25 Oktober 2024   13:35 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Alam yang Masih Asri.Pixabay.com/mxwegele 

Di tengah perkembangan zaman, Sumatera Utara (Sumut) terus mengalami perubahan yang pesat, terutama dalam sektor industri dan pembangunan. Provinsi ini terkenal kaya dengan sumber daya alam, mulai dari hutan hujan tropis yang luas, sungai-sungai besar, hingga beragam satwa endemik yang berperan penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem. Namun, sayangnya, kekayaan ini diimbangi oleh risiko yang besar terhadap kerusakan lingkungan. Maraknya penebangan hutan, alih fungsi lahan, dan pencemaran limbah industri mengancam keberlangsungan lingkungan alam di Sumut. Untuk itulah politik hijau hadir sebagai sebuah solusi yang diharapkan mampu menjadi jawaban atas persoalan ini. Politik hijau adalah pendekatan kebijakan yang berfokus pada keberlanjutan dan konservasi lingkungan.

Pentingnya Politik Hijau untuk Masa Depan Sumut

Politik hijau bukan hanya sekadar tren atau slogan. Ini adalah gerakan dan rangkaian kebijakan yang mengutamakan keseimbangan antara pembangunan dan kelestarian lingkungan. Di Sumut, ancaman terhadap kelestarian hutan dan keanekaragaman hayati menjadi isu yang semakin serius. Salah satu contoh nyata adalah degradasi hutan akibat ekspansi perkebunan kelapa sawit yang terus meningkat. Menurut data dari World Resources Institute, Sumatera kehilangan sekitar 5,2 juta hektare hutan primer antara tahun 2001 hingga 2019, dan sebagian besar kerusakan ini terjadi akibat pembukaan lahan untuk perkebunan dan pertanian.

Kerusakan hutan ini berdampak langsung pada habitat satwa langka seperti orangutan dan harimau Sumatra. Ketika hutan dihancurkan, satwa-satwa ini kehilangan tempat tinggal dan sumber makanannya, sehingga mereka terancam punah. Politik hijau menawarkan pendekatan yang fokus pada perlindungan habitat alami dan pengelolaan sumber daya alam secara bijaksana. Dalam konteks Sumut, politik hijau ini sangatlah penting untuk menjaga keberlanjutan ekosistem, meminimalkan dampak perubahan iklim, serta melindungi kekayaan alam yang menjadi aset berharga bagi provinsi ini.

Bagaimana Politik Hijau Dapat Diimplementasikan di Sumut?

Politik hijau bukan hanya soal regulasi di atas kertas, tetapi harus diimplementasikan secara konkret dalam setiap aspek pembangunan. Ada beberapa langkah nyata yang dapat dilakukan untuk mengintegrasikan politik hijau dalam kebijakan publik dan kehidupan sehari-hari masyarakat Sumut.

  1. Perencanaan Tata Ruang yang Berwawasan Lingkungan
    Sumut perlu memiliki perencanaan tata ruang yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Tata ruang ini harus mencakup ruang terbuka hijau yang memadai, pengaturan lahan untuk pemukiman dan perkebunan, serta area konservasi yang terjaga. Pemerintah juga harus tegas dalam mengawasi pelaksanaan tata ruang ini agar tidak ada pelanggaran atau alih fungsi lahan tanpa izin. Misalnya, perluasan kawasan industri atau perkebunan harus melalui analisis dampak lingkungan yang ketat dan mempertimbangkan aspek sosial dan ekologis.

  2. Pengembangan Energi Terbarukan
    Saat ini, Sumut masih bergantung pada energi fosil yang berdampak negatif pada lingkungan. Dengan potensi sumber daya alam yang dimilikinya, Sumut sebenarnya memiliki peluang besar untuk mengembangkan energi terbarukan seperti tenaga air, tenaga angin, dan tenaga surya. Di wilayah pedesaan, energi surya misalnya, dapat menjadi solusi untuk mengurangi ketergantungan pada listrik berbahan bakar fosil. Jika diimplementasikan secara masif, energi terbarukan ini akan mengurangi emisi karbon dan memperpanjang usia lingkungan Sumut.

  3. Pengelolaan Limbah yang Teratur dan Berkelanjutan
    Limbah dari rumah tangga dan industri merupakan salah satu masalah besar di Sumut. Limbah plastik, misalnya, mencemari sungai dan danau yang ada, merusak ekosistem perairan, serta berdampak buruk pada kesehatan masyarakat. Penerapan sistem pengelolaan limbah yang efektif dan edukasi bagi masyarakat tentang pentingnya mengurangi sampah plastik sangatlah penting. Pemerintah perlu memberikan fasilitas daur ulang yang memadai dan mengimplementasikan program bank sampah di berbagai daerah agar masyarakat lebih sadar akan pentingnya pengelolaan limbah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun