Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mengenal Kurikulum Merdeka Lebih Dekat, Solusi untuk Pendidikan Indonesia?

24 Oktober 2024   08:05 Diperbarui: 24 Oktober 2024   14:06 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Siswa SD.(KOMPAS.com / MUHAMAD SYAHRI ROMDHON)

Kurikulum Merdeka menjadi perbincangan hangat di kalangan pendidik, siswa, hingga orang tua. Diperkenalkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, kurikulum ini menjadi langkah terobosan dalam dunia pendidikan Indonesia. Dengan visi besar untuk menciptakan pembelajaran yang lebih fleksibel dan relevan dengan kebutuhan zaman, Kurikulum Merdeka diharapkan menjadi solusi dari masalah-masalah lama yang ada dalam sistem pendidikan kita. Namun, apakah Kurikulum Merdeka benar-benar bisa memberikan perubahan signifikan? Untuk menjawab pertanyaan ini, kita perlu memahami lebih dalam konsep kurikulum medeka lebih jauh.

Konsep Utama Kurikulum Merdeka

Salah satu tujuan utama Kurikulum Merdeka adalah memberi ruang lebih luas kepada siswa untuk belajar berdasarkan minat dan potensi masing-masing. Di dalam kurikulum sebelumnya, sistem pendidikan Indonesia cenderung kaku, dengan fokus besar pada capaian akademik yang seragam dan tekanan untuk menyelesaikan materi dalam waktu yang terbatas. Hal ini sering kali menimbulkan stres pada siswa, sehingga pembelajaran terasa sebagai beban yang harus diselesaikan, bukan sebagai proses yang harus dinikmati.

Dalam Kurikulum Merdeka, siswa memiliki kebebasan untuk memilih jalur pendidikan yang sesuai dengan minat dan bakatnya. Misalnya, siswa yang tertarik pada bidang seni dapat fokus pada pelajaran seni dan mengembangkan keterampilannya di bidang tersebut tanpa harus terjebak dalam tuntutan yang sama dengan siswa lain di bidang eksakta. Hal ini selaras dengan gagasan bahwa setiap anak memiliki kecerdasan dan potensi yang berbeda, yang membutuhkan pendekatan pembelajaran yang beragam.

Di sisi lain, guru juga diberi kebebasan lebih besar untuk merancang materi ajar yang lebih kontekstual dan relevan dengan kondisi siswa dan situasi kelas. Tidak ada lagi penyeragaman yang ketat tentang apa yang harus diajarkan pada waktu tertentu. Guru bisa lebih fleksibel menyesuaikan pembelajaran dengan kondisi nyata yang dihadapi siswa, sehingga proses belajar mengajar menjadi lebih dinamis dan bermakna.

Kelebihan Kurikulum Merdeka

Tidak dapat dipungkiri, salah satu kelebihan paling menonjol dari Kurikulum Merdeka adalah fleksibilitasnya. Dengan sistem ini, siswa tidak lagi dipaksa mengikuti standar yang sama secara kaku. Fleksibilitas ini juga memberikan ruang bagi mereka yang memiliki kecepatan belajar yang berbeda. Beberapa siswa mungkin lebih cepat dalam memahami konsep tertentu, sementara yang lain memerlukan waktu lebih lama. Kurikulum ini memberikan keleluasaan bagi keduanya untuk belajar sesuai dengan ritme dan kemampuannya.

Lebih lanjut, Kurikulum Merdeka juga mendorong kolaborasi antara teknologi dan pendidikan. Dengan semakin berkembangnya teknologi, pembelajaran tidak lagi terbatas pada buku teks atau ruang kelas. Sumber daya digital, platform belajar daring, dan alat bantu interaktif menjadi bagian dari strategi pembelajaran yang diharapkan mampu meningkatkan pemahaman siswa. Dalam konteks ini, teknologi berperan besar dalam membantu siswa menemukan cara belajar yang paling efektif dan sesuai dengan kebutuhan individu.

Selain itu, Kurikulum Merdeka memberikan kesempatan bagi sekolah untuk lebih berinovasi dalam merancang program pembelajarannya. Sekolah-sekolah dapat lebih otonom dalam menentukan metode dan strategi pengajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa mereka. Hal ini tentunya menjadi peluang besar bagi institusi pendidikan untuk beradaptasi dengan tantangan zaman yang semakin kompleks.

Kekurangan dan Tantangan dalam Implementasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun