Bahkan, startup-startup kecil yang memanfaatkan media sosial untuk promosi dan transaksi online akan kehilangan pangsa pasarnya secara signifikan.
Data dari McKinsey menunjukkan bahwa ekonomi digital menyumbang lebih dari 10% Produk Domestik Bruto (PDB) di banyak negara maju. Di Indonesia sendiri, kontribusi ekonomi digital terus meningkat dengan berkembangnya marketplace dan layanan digital lainnya. Jika internet lenyap, kamu bisa bayangkan betapa banyak pekerjaan yang hilang.Â
Tidak hanya di sektor e-commerce, tetapi juga dalam layanan streaming, jasa keuangan digital, hingga penyedia jasa konten seperti YouTube dan Netflix. Semua akan terpengaruh secara drastis.
Dunia perbankan juga tidak akan terhindar dari dampak ini. Tanpa internet, layanan perbankan online yang mempermudah transaksi akan terhenti. Kamu mungkin harus kembali ke sistem manual seperti transfer uang lewat teller di bank, yang tentunya jauh lebih lambat dan tidak praktis.Â
Kecepatan perkembangan inovasi teknologi pun akan melambat, karena kolaborasi internasional yang sebelumnya bisa dilakukan secara online akan terhalang oleh batasan geografis.
Pendidikan: Kembali ke Metode Tradisional
Salah satu sektor yang juga sangat bergantung pada internet adalah pendidikan. Sejak pandemi COVID-19, e-learning menjadi solusi utama untuk pendidikan jarak jauh. Ribuan sekolah, universitas, dan platform edukasi berbasis internet telah menjadi sarana penting untuk proses belajar-mengajar.Â
Tanpa internet, siswa dan mahasiswa harus kembali ke metode tradisional seperti penggunaan buku cetak dan perpustakaan fisik.
Walaupun metode ini efektif pada masanya, tanpa internet, akses ke sumber informasi akan sangat terbatas. Perpustakaan tidak memiliki akses secepat dan seluas Google atau platform edukasi online seperti Coursera dan Khan Academy.Â
Dengan internet, seorang siswa bisa mengakses jurnal internasional hanya dalam beberapa detik, sementara tanpa internet, mungkin butuh waktu lama hanya untuk menemukan satu artikel ilmiah.
Ini akan memperlebar kesenjangan antara daerah maju dan daerah terpencil. Jika di perkotaan masih ada perpustakaan yang memadai, di pedesaan, akses ke sumber belajar akan menjadi tantangan besar.Â