Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Pelecehan Verbal yang Sering Menghantui Karyawati, Masalah yang Tak Boleh Diremehkan

21 Oktober 2024   15:31 Diperbarui: 21 Oktober 2024   15:57 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Karyawati. Pixabay.com/saweang 

Pelecehan verbal di tempat kerja adalah isu serius yang sering kali diabaikan. Meskipun bentuk pelecehan ini tidak menimbulkan luka fisik, dampak psikologis yang ditimbulkannya bisa sangat merusak, terutama bagi karyawati yang menjadi korban. 

Masalah ini terus menjadi hantu yang menghantui lingkungan kerja, tetapi sayangnya, masih banyak pihak yang menganggap pelecehan verbal sebagai hal yang sepele atau sekadar lelucon yang tidak perlu diperbesar. 

Padahal, pelecehan verbal dapat merusak rasa percaya diri, menurunkan produktivitas, dan menciptakan lingkungan kerja yang penuh tekanan. Sudah saatnya kita memandang masalah ini dengan serius dan mulai mengambil langkah-langkah konkret untuk mengatasinya.

Pelecehan Verbal, Apa Saja Bentuknya?

Pelecehan verbal sering kali datang dalam bentuk yang halus, sehingga banyak korban yang tidak segera menyadari bahwa mereka sedang dilecehkan. Namun, bentuk-bentuk pelecehan verbal ini sangat beragam dan bisa terjadi kapan saja, baik secara langsung maupun tidak langsung. 

Misalnya, komentar seksual yang merendahkan, lelucon yang bersifat diskriminatif, hingga ejekan terkait penampilan fisik atau kemampuan kerja. Contoh lain adalah pelecehan yang bersifat gender, seperti anggapan bahwa perempuan tidak mampu mengerjakan tugas tertentu karena jenis kelamin mereka.

Salah satu bentuk pelecehan verbal yang sering terjadi di tempat kerja adalah penggunaan istilah-istilah merendahkan seperti "sayang", "manis", atau "cantik" saat berbicara dengan karyawati. Meskipun terlihat tidak berbahaya, istilah ini dapat menimbulkan perasaan tidak nyaman, terutama jika digunakan oleh rekan kerja atau atasan dalam konteks yang tidak pantas. 

Penelitian yang dilakukan oleh American Psychological Association (APA) menunjukkan bahwa pelecehan verbal seperti ini dapat memicu stres dan kecemasan yang berkepanjangan. Selain itu, sebuah studi di Indonesia juga menemukan bahwa 65% perempuan yang bekerja pernah mengalami pelecehan verbal di lingkungan kerja, baik secara langsung maupun melalui media komunikasi seperti email atau pesan instan.

Dampak Pelecehan Verbal pada Kesehatan Mental Karyawati

Tidak dapat disangkal bahwa pelecehan verbal memiliki dampak yang besar terhadap kesehatan mental karyawati. Pelecehan verbal yang terjadi secara berulang-ulang dapat menyebabkan trauma psikologis yang mendalam. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun