Marah adalah salah satu emosi yang paling dasar yang dimiliki oleh manusia. Semua orang, dari waktu ke waktu, pasti pernah merasakan marah. Meskipun marah adalah reaksi yang wajar terhadap situasi yang mengecewakan atau menyakitkan, sering kali kita tidak menyadari dampak yang ditimbulkan oleh kemarahan terhadap tubuh kita. Tidak hanya berpengaruh pada perasaan dan pikiran, marah juga membawa dampak signifikan pada kesehatan fisik dan mental jika tidak dikelola dengan baik.
Lantas, apa saja yang sebenarnya terjadi pada tubuhmu ketika kamu marah? Mengapa tubuh kita bereaksi begitu kuat saat emosi ini muncul? Untuk memahami sepenuhnya, kita perlu mengurai bagaimana tubuh berfungsi saat kamu berada di bawah pengaruh kemarahan.
Detak Jantung Meningkat Tajam
Ketika kamu marah, sistem saraf simpatik di dalam tubuhmu segera aktif, dan inilah yang memicu reaksi "fight or flight" (lawan atau lari). Ini adalah respons alami tubuh ketika merasa ada ancaman atau tekanan. Salah satu tanda paling jelas dari reaksi ini adalah peningkatan detak jantung. Jantungmu mulai berdetak lebih cepat untuk memompa darah lebih banyak ke otot-otot besar dalam tubuh, seperti otot kaki dan tangan. Tujuannya sederhana: mempersiapkan tubuh untuk melawan atau melarikan diri dari situasi yang dianggap berbahaya.
Namun, jika kemarahan menjadi sesuatu yang sering dialami, detak jantung yang terus-menerus meningkat ini bisa berbahaya bagi kesehatan jantung. Penelitian menunjukkan bahwa kemarahan yang tidak terkendali dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko terkena penyakit kardiovaskular seperti serangan jantung dan hipertensi. Menurut penelitian yang diterbitkan dalam European Heart Journal, orang yang sering marah berisiko dua kali lipat mengalami serangan jantung dalam dua jam setelah kemarahan meledak .
Otot Menjadi Tegang
Salah satu reaksi fisik yang terjadi saat kamu marah adalah ketegangan otot. Ketika sistem saraf simpatik aktif, otot-otot di tubuhmu, terutama di bagian leher, bahu, dan punggung, menjadi tegang. Tubuh secara otomatis menyiapkan diri untuk bertahan, dan ketegangan otot adalah salah satu cara tubuh melindungi diri dari potensi cedera. Jika marah terjadi secara sesekali, ketegangan otot ini akan segera mereda. Namun, bila kamu sering mengalami kemarahan, ketegangan otot yang terus-menerus dapat menyebabkan nyeri kronis, terutama di leher dan punggung.
Sebuah studi yang dipublikasikan oleh American Psychological Association menunjukkan bahwa orang yang memiliki masalah mengendalikan kemarahan lebih rentan mengalami masalah otot dan sendi. Ketegangan yang berkepanjangan bisa menyebabkan kondisi seperti myofascial pain syndrome atau bahkan fibromyalgia. Hal ini menunjukkan bahwa tidak hanya pikiran yang terpengaruh oleh kemarahan, tetapi juga tubuhmu .
Hormon Stres Dilepaskan
Saat kamu marah, tubuh melepaskan hormon stres seperti adrenalin dan kortisol. Adrenalin adalah hormon yang bertanggung jawab untuk meningkatkan detak jantung dan mempersiapkan otot untuk bekerja lebih keras. Sementara itu, kortisol, yang sering disebut sebagai "hormon stres," juga memainkan peran penting dalam mengatur bagaimana tubuh merespons tekanan. Kortisol meningkatkan kadar gula darah dan menekan sistem kekebalan tubuh sementara.