Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Dendam Tidak Sehat untuk Tubuh

12 Oktober 2024   16:04 Diperbarui: 12 Oktober 2024   16:33 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Ekspresi Marah. Pixabay.com/Engin_Akyurt 

Dendam, pada dasarnya, adalah reaksi alami ketika seseorang merasa disakiti atau dikhianati. Perasaan marah dan ingin membalas dendam sering muncul sebagai bentuk pelampiasan emosi. Namun, di balik rasa dendam itu, tersimpan bahaya yang bisa mengancam kesehatan fisik dan mental. 

Memendam dendam dalam jangka panjang bukanlah solusi, justru bisa berdampak buruk pada tubuh dan pikiran. Maka, sangat penting untuk menyadari betapa melepaskan dendam merupakan langkah terbaik untuk mencapai hidup yang lebih sehat, baik secara fisik maupun emosional. 

Kita akan melihat lebih dalam bagaimana dendam bisa memengaruhi kesehatan tubuh, pikiran, hingga hubungan sosial, serta langkah-langkah yang bisa diambil untuk melepaskannya demi meraih kebahagiaan sejati.

Efek Fisik Dendam pada Tubuh

Menyimpan dendam sama halnya dengan menjaga luka tetap terbuka. Setiap kali kamu mengingat hal yang membuatmu marah atau kecewa, tubuh akan merespons dengan memproduksi hormon stres, seperti kortisol. Kortisol dikenal sebagai hormon yang dihasilkan tubuh saat berada dalam kondisi stres atau tertekan. 

Dalam jangka pendek, hormon ini membantu tubuh menghadapi situasi sulit. Namun, jika dilepaskan terus-menerus akibat dendam yang dipendam, produksi kortisol yang berlebihan bisa menyebabkan berbagai masalah kesehatan.

Beberapa bukti ilmiah menunjukkan bahwa stres kronis akibat dendam berisiko menyebabkan tekanan darah tinggi, gangguan tidur, penurunan kekebalan tubuh, hingga penyakit jantung. 

Sebuah studi dari Journal of Behavioral Medicine menyatakan bahwa individu yang menyimpan dendam cenderung memiliki tekanan darah lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang mampu memaafkan. Tekanan darah tinggi yang berlangsung lama dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular yang berbahaya, seperti serangan jantung dan stroke.

Selain itu, menurut penelitian dari Harvard School of Public Health, dendam yang dipendam bisa berdampak pada metabolisme tubuh. Hormon stres yang terus meningkat dapat mempengaruhi penumpukan lemak dalam tubuh, yang pada akhirnya menyebabkan obesitas atau masalah berat badan lainnya. 

Akibatnya, tubuh akan lebih rentan terhadap penyakit kronis seperti diabetes. Ini membuktikan bahwa dendam tidak hanya memengaruhi pikiran, tetapi juga membawa dampak serius pada kesehatan fisik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun