Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Dear Calon Wali Kota Medan, Tolong Perbanyak Rumah Baca di Medan

11 Oktober 2024   09:26 Diperbarui: 15 Oktober 2024   14:24 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Medan, sebagai salah satu kota metropolitan terbesar di Indonesia, memiliki segudang potensi yang dapat dikembangkan, baik dari segi ekonomi, budaya, hingga pendidikan. Namun, di balik pesatnya pembangunan infrastruktur dan kemajuan ekonomi, ada satu aspek yang seakan terlupakan: literasi. Literasi adalah pondasi utama untuk membangun generasi yang cerdas dan berdaya saing, namun sayangnya, akses terhadap fasilitas literasi di Medan masih sangat terbatas. Di beberapa daerah di Medan, masih banyak anak-anak dan masyarakat yang tidak memiliki akses mudah ke buku atau fasilitas pendidikan informal seperti rumah baca. Masalah ini tidak boleh dianggap remeh, karena dampaknya terhadap kualitas sumber daya manusia di Medan bisa sangat signifikan.

Sebagai seorang calon walikota, tentu tanggung jawab yang Anda emban bukan hanya soal membangun jalan, jembatan, atau fasilitas publik lainnya, tetapi juga harus mencakup pembangunan mental dan intelektual masyarakat. Dan salah satu cara paling efektif untuk meningkatkan kualitas intelektual adalah dengan memperbanyak rumah baca di seluruh penjuru Medan. Rumah baca bukan hanya sekadar tempat membaca buku, tetapi juga menjadi pusat pembelajaran, kreativitas, dan interaksi sosial yang sangat penting bagi perkembangan anak-anak dan remaja.

Kondisi Literasi di Medan

Jika kita melihat data dari UNESCO, literasi menjadi salah satu indikator utama yang menentukan perkembangan suatu negara. Sayangnya, tingkat literasi di Indonesia masih tergolong rendah. Berdasarkan data dari World's Most Literate Nations yang dirilis oleh Central Connecticut State University pada tahun 2016, Indonesia berada di peringkat 60 dari 61 negara. Meskipun sejak saat itu telah ada berbagai upaya untuk meningkatkan literasi, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa banyak daerah, termasuk Medan, masih kekurangan fasilitas literasi seperti perpustakaan atau rumah baca yang memadai.

Medan, sebagai kota terbesar ketiga di Indonesia, seharusnya menjadi pionir dalam menyediakan fasilitas pendidikan, terutama rumah baca yang mudah diakses oleh masyarakat dari berbagai kalangan. Namun, di beberapa kecamatan, terutama di daerah pinggiran, masih sangat sulit menemukan rumah baca yang layak. Anak-anak dari keluarga kurang mampu, yang mungkin tidak memiliki cukup uang untuk membeli buku, akhirnya kesulitan untuk mengakses bacaan berkualitas. Tanpa adanya tempat yang mendorong minat baca dan pembelajaran, bagaimana mereka bisa berkembang dan bersaing di dunia yang semakin global?

Pentingnya Rumah Baca bagi Generasi Muda

Rumah baca tidak hanya memberikan akses kepada buku, tetapi juga menjadi tempat untuk membangun kebiasaan membaca sejak dini. Anak-anak yang terbiasa membaca memiliki kesempatan lebih besar untuk sukses di sekolah dan di kehidupan mereka kelak. Sebuah studi dari Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) menunjukkan bahwa anak-anak yang sering membaca, baik di rumah maupun di tempat-tempat umum seperti rumah baca, memiliki kemampuan berpikir kritis dan analitis yang lebih baik dibandingkan mereka yang jarang membaca. Literasi membaca juga berkorelasi langsung dengan kemampuan mereka dalam memahami berbagai materi pelajaran di sekolah, mulai dari matematika hingga ilmu sosial.

Di Medan, banyak anak-anak yang sebenarnya memiliki keinginan besar untuk belajar, tetapi terkendala oleh kurangnya akses ke buku. Jika Anda sebagai calon walikota bisa memperbanyak rumah baca, terutama di daerah-daerah yang minim fasilitas pendidikan, Anda tidak hanya akan memberikan mereka akses terhadap pengetahuan, tetapi juga membangun fondasi masa depan yang lebih baik. Rumah baca juga bisa berfungsi sebagai ruang kreatif di mana anak-anak bisa mengeksplorasi berbagai minat, mulai dari sains hingga seni, yang mungkin tidak mereka temui di sekolah formal.

Rumah Baca sebagai Solusi Sosial

Selain manfaatnya dari sisi pendidikan, rumah baca juga memiliki dampak sosial yang sangat positif. Di era digital ini, kita sering mendengar kekhawatiran tentang anak-anak yang terlalu banyak menghabiskan waktu di depan layar gadget tanpa mendapatkan manfaat edukatif. Rumah baca bisa menjadi solusi nyata untuk masalah ini. Dengan menyediakan tempat yang nyaman dan menarik bagi anak-anak dan remaja untuk menghabiskan waktu, kita bisa mengurangi risiko kecanduan gadget dan memberi mereka pilihan yang lebih baik untuk mengembangkan potensi mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun