4. Akses Modal yang Lebih Mudah
Permasalahan lain yang sering kali dihadapi oleh petani adalah keterbatasan akses terhadap modal usaha. Banyak petani yang kesulitan mendapatkan pinjaman dengan bunga rendah untuk mengembangkan usaha mereka. Meskipun pemerintah telah mengeluarkan program Kredit Usaha Rakyat (KUR), prosedur pengajuan yang rumit dan persyaratan yang ketat membuat banyak petani enggan untuk mengajukan pinjaman.
Oleh karena itu, petani berharap gubernur baru dapat mempermudah akses terhadap permodalan, baik melalui program kredit dengan bunga rendah maupun bantuan modal usaha langsung. Program ini sangat penting untuk membantu petani meningkatkan skala usaha mereka, membeli peralatan modern, dan meningkatkan produktivitas lahan mereka. Sebagai contoh, di India, program kredit mikro untuk petani berhasil meningkatkan kesejahteraan petani kecil di pedesaan, yang pada akhirnya berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi nasional.
5. Peningkatan Pendidikan dan Pelatihan Petani
Petani di Sumut, terutama yang berada di daerah pedalaman, sering kali kurang mendapatkan akses terhadap pendidikan dan pelatihan. Padahal, pengetahuan yang memadai sangat penting dalam mengelola usaha pertanian dengan lebih efisien. Pelatihan terkait manajemen pertanian, pengelolaan keuangan, serta teknik bercocok tanam modern sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kapasitas petani agar mereka bisa lebih mandiri dan kompetitif di pasar global.
Gubernur baru diharapkan mampu menyediakan program pelatihan secara berkala, bekerja sama dengan universitas atau lembaga pertanian setempat. Hal ini penting agar petani tidak hanya terfokus pada hasil panen semata, tetapi juga memiliki kemampuan untuk mengelola usaha pertanian mereka dengan lebih profesional. Pelatihan ini juga dapat meliputi manajemen risiko dan diversifikasi usaha, yang dapat membantu petani bertahan di tengah fluktuasi harga pasar.
6. Pertanian Berkelanjutan dan Kelestarian Lingkungan
Di era perubahan iklim, kelestarian lingkungan menjadi isu yang tidak bisa diabaikan. Degradasi lahan, penggunaan pestisida berlebihan, dan penebangan hutan untuk lahan pertanian adalah masalah serius yang mengancam keberlanjutan sektor pertanian. Petani sangat berharap gubernur baru mampu menerapkan kebijakan pertanian yang berkelanjutan, dengan fokus pada pelestarian lahan, penggunaan pupuk organik, dan sistem pertanian ramah lingkungan.
Di banyak negara, pertanian berkelanjutan telah terbukti memberikan hasil yang positif, tidak hanya bagi petani, tetapi juga bagi lingkungan. Sebagai contoh, di Brazil, program agroforestry (penggabungan antara pertanian dan konservasi hutan) berhasil meningkatkan hasil pertanian tanpa merusak ekosistem alam. Petani di Sumut berharap kebijakan serupa dapat diterapkan di wilayah mereka, agar mereka bisa bertani dengan cara yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.
7. Dukungan dan Perlindungan Pemerintah
Secara keseluruhan, petani di Sumatera Utara memiliki harapan besar pada calon gubernur baru agar sektor pertanian mendapat perhatian lebih serius. Kebijakan yang mendukung petani, peningkatan infrastruktur, kemudahan akses modal, serta komitmen menjaga kelestarian lingkungan adalah beberapa poin penting yang diharapkan oleh petani. Gubernur baru diharapkan tidak hanya memberikan janji-janji politik, tetapi juga mampu mengimplementasikan kebijakan yang nyata dan berkelanjutan untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan menjadikan Sumut sebagai provinsi agraris yang unggul.