Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Jaminan Kesehatan untuk Semua Kalangan, Apa Hanya Angan-angan Kita?

7 Oktober 2024   08:24 Diperbarui: 11 Oktober 2024   06:59 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Fasilitas Kesehatan. Pixabay.com/ElfMoondance 

Contoh dari kesenjangan ini dapat dilihat di beberapa daerah terpencil seperti di Papua dan Nusa Tenggara Timur. Akses menuju rumah sakit atau puskesmas membutuhkan perjalanan panjang dan memakan waktu berjam-jam. 

Belum lagi, infrastruktur yang terbatas seperti jalan yang rusak dan transportasi yang minim membuat akses ke layanan kesehatan menjadi semakin sulit. 

Kondisi ini sangat berbeda dengan daerah perkotaan, di mana fasilitas kesehatan modern, lengkap dengan dokter spesialis, tersedia dengan mudah.

Kamu mungkin bertanya-tanya, apakah jaminan kesehatan untuk semua ini benar-benar dapat diwujudkan jika kesenjangan ini masih terjadi? 

Jawabannya, tentu tidak akan mudah. Meskipun pemerintah telah berupaya memperbaiki infrastruktur dan distribusi tenaga medis, langkah ini memerlukan waktu yang panjang dan investasi yang tidak sedikit.

BPJS Kesehatan Program yang Masih Penuh Tantangan

BPJS Kesehatan, sebagai salah satu pilar utama Jaminan Kesehatan Nasional, telah beroperasi sejak tahun 2014. Program ini bertujuan untuk memberikan akses layanan kesehatan yang terjangkau bagi seluruh masyarakat Indonesia. 

Namun, kenyataannya, BPJS Kesehatan masih menghadapi banyak tantangan yang membuat impian jaminan kesehatan untuk semua terasa sulit tercapai.

Salah satu masalah terbesar yang dihadapi oleh BPJS Kesehatan adalah defisit anggaran. Menurut laporan Kementerian Keuangan, pada tahun 2019, BPJS Kesehatan mengalami defisit anggaran sebesar Rp13 triliun. 

Defisit ini terjadi karena besarnya beban yang harus ditanggung BPJS akibat tingginya jumlah klaim yang diajukan masyarakat. 

Akibatnya, pelayanan yang diberikan kepada peserta BPJS sering kali tidak maksimal, dengan antrian panjang, keterbatasan obat-obatan, hingga pelayanan yang kurang memuaskan di beberapa rumah sakit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun