Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Menjadi Orang Tua di Era Digital, Cara Mengatasi Tantangan dan Memanfaatkan Peluang

20 September 2024   14:29 Diperbarui: 20 September 2024   16:56 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Mengajari Anak. Pixabay.com/ddimitrova 

Mengasuh anak di era digital adalah tantangan yang semakin rumit di tengah kemajuan teknologi yang pesat. Saat ini, anak-anak tumbuh dengan gadget di tangan mereka, terhubung dengan dunia secara instan. Meski hal ini menawarkan banyak kemudahan, dampaknya terhadap perkembangan anak bisa sangat signifikan. Bagaimana orang tua bisa menavigasi dunia yang penuh dengan informasi ini dan tetap melindungi anak-anak dari hal-hal negatif dari berita, gambar, video dan informasi yang mereka terima?

Salah satu tantangan utama yang dihadapi orang tua adalah pengaturan waktu layar. Menurut berbagai studi, anak-anak menghabiskan rata-rata lebih dari lima jam sehari di depan layar. Ini termasuk waktu yang dihabiskan untuk bermain video game, menonton YouTube, atau berselancar di media sosial. Waktu yang berlebihan di depan layar dapat menyebabkan masalah kesehatan, mulai dari gangguan tidur hingga obesitas. Selain itu, anak yang terlalu lama terpapar gadget mungkin kehilangan kesempatan untuk berinteraksi secara langsung dengan teman sebaya, yang sangat penting untuk perkembangan sosial mereka. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk menetapkan batasan yang jelas terkait penggunaan perangkat digital.

Tentu saja, menetapkan batasan bukanlah hal yang mudah. Banyak anak yang berargumen atau bahkan marah ketika waktu bermain gadget dibatasi. Di sinilah peran komunikasi yang baik menjadi sangat penting. Cobalah untuk berbicara dengan anak tentang alasan di balik pembatasan ini. Diskusikan manfaat bermain di luar ruangan, seperti meningkatkan kesehatan fisik dan membangun keterampilan sosial. Jika anak merasa dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan, mereka lebih cenderung menghargai batasan yang ditetapkan.

Namun, bukan hanya waktu yang harus diperhatikan, melainkan juga jenis konten yang diakses anak. Di era digital, informasi dapat dengan mudah diakses, tetapi tidak semuanya sesuai untuk anak. Banyak anak yang terpapar pada konten yang tidak pantas, seperti kekerasan atau pornografi, tanpa sepengetahuan orang tua. Oleh karena itu, penting bagi kamu untuk aktif dalam memilih dan mengawasi konten yang dikonsumsi anak. Manfaatkan aplikasi kontrol orang tua untuk membantu memfilter konten yang tidak sesuai. Diskusikan dengan anak tentang konten yang mereka lihat dan dorong mereka untuk bertanya jika menemukan hal yang membingungkan atau mengganggu.

Selain itu, penting juga untuk memberikan edukasi tentang keamanan online. Berbicara tentang privasi, identitas digital, dan risiko berinteraksi dengan orang asing di dunia maya harus menjadi bagian dari pembicaraan rutin di keluarga. Buatlah suasana di mana anak merasa nyaman untuk berbagi pengalaman mereka, baik yang positif maupun negatif. Dengan begitu, kamu dapat membimbing mereka dalam menghadapi situasi yang mungkin berbahaya.

Membangun kepercayaan dengan anak sangatlah krusial. Ketika anak merasa aman untuk berbagi, mereka akan lebih terbuka tentang aktivitas online mereka. Cobalah untuk tidak bersikap terlalu menakut-nakuti atau menghakimi. Sebaliknya, jadikanlah diri kamu sebagai sumber informasi yang dapat diandalkan. Ini akan menciptakan ikatan yang kuat antara orang tua dan anak, sehingga anak lebih cenderung mengikuti nasihat dan arahan yang diberikan.

Tentu saja, kamu juga harus menjadi contoh yang baik dalam menggunakan teknologi. Jika kamu menghabiskan terlalu banyak waktu dengan gadget, anak mungkin akan meniru perilaku tersebut. Cobalah untuk menjadwalkan waktu keluarga tanpa perangkat digital, seperti saat makan malam atau saat akhir pekan. Kegiatan seperti bermain board game, berkebun, atau bahkan memasak bersama bisa menjadi alternatif yang menyenangkan. Ini tidak hanya mengurangi ketergantungan pada perangkat digital tetapi juga menciptakan momen-momen berharga yang bisa dikenang bersama.

Namun, ada juga sisi positif dari era digital yang tidak boleh diabaikan. Teknologi bisa menjadi alat yang sangat berguna untuk pembelajaran. Banyak aplikasi edukatif yang dirancang untuk anak-anak, yang bisa membantu mereka belajar sambil bermain. Memilih aplikasi yang tepat dan relevan dengan minat anak bisa membuat proses belajar menjadi lebih menyenangkan. Dorong anak untuk mengeksplorasi berbagai sumber belajar online dan bantu mereka menemukan cara untuk memanfaatkan teknologi secara positif.

Pendidikan digital harus dimulai sejak dini. Ajak anak untuk berdiskusi tentang berita atau informasi yang mereka temui di internet. Ini dapat membantu mereka belajar untuk berpikir kritis dan tidak langsung mempercayai segala informasi yang mereka lihat. Bantu mereka memahami bahwa tidak semua yang ada di dunia maya itu benar, dan penting untuk memverifikasi informasi sebelum membagikannya.

Menjadi orang tua di era digital memang bukan tugas yang mudah, tetapi dengan pendekatan yang tepat, tantangan ini dapat diatasi. Penting untuk menetapkan batasan yang jelas, mengawasi konten yang diakses, dan menjalin komunikasi yang terbuka. Melalui langkah-langkah ini, kamu tidak hanya melindungi anak dari dampak negatif teknologi, tetapi juga membantu mereka tumbuh menjadi individu yang mampu memanfaatkan teknologi dengan bijaksana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun