Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Paus Fransiskus Reinkarnasi Santo Fransiskus Asisi di Zaman Modern

5 September 2024   11:41 Diperbarui: 5 September 2024   11:51 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pixabay.com/H_Buyse 

Paus Fransiskus, yang saat ini menjadi pemimpin tertinggi Gereja Katolik, sering dianggap sebagai cerminan dari Santo Fransiskus dari Asisi, seorang tokoh suci dari abad ke-12 yang meninggalkan segala kemewahan untuk hidup dalam kemiskinan dan melayani orang miskin serta mencintai alam semesta. Paus Fransiskus, yang mengambil nama kepausannya dari Santo Fransiskus, dianggap mengikuti jalan yang sama, tidak hanya dalam hal nama tetapi juga dalam visi dan tindakannya.

Kamu mungkin bertanya, mengapa ada perbandingan antara Paus Fransiskus dan Santo Fransiskus dari Asisi? Jawabannya terletak pada kesamaan prinsip hidup yang mereka anut. Santo Fransiskus dari Asisi dikenal karena pengabdian totalnya kepada Tuhan, sikapnya yang rendah hati, serta cintanya yang besar terhadap manusia dan alam. Paus Fransiskus, sejak terpilih menjadi Paus pada tahun 2013, telah menunjukkan sikap yang sama: hidup sederhana, peduli kepada kaum miskin, dan menempatkan kesejahteraan lingkungan sebagai prioritas.

Kesederhanaan dan Rendah Hati dalam Kepemimpinan

Salah satu hal yang membuat Paus Fransiskus begitu dikagumi adalah gaya hidupnya yang sangat sederhana. Sejak awal masa kepausannya, ia menolak untuk tinggal di Istana Apostolik Vatikan yang megah. Sebaliknya, ia memilih tinggal di sebuah apartemen kecil di Domus Sanctae Marthae, tempat yang jauh lebih sederhana. Langkah ini bukan hanya simbol dari sikap rendah hatinya, tetapi juga merupakan bentuk solidaritas dengan kaum miskin dan sederhana, seperti yang dilakukan oleh Santo Fransiskus dari Asisi.

Santo Fransiskus meninggalkan kehidupan mewah keluarganya untuk mengabdikan diri sepenuhnya kepada pelayanan kepada Tuhan dan sesama. Hal ini menjadi inspirasi besar bagi Paus Fransiskus. Ketika kamu melihat tindakan-tindakan Paus Fransiskus, seperti keputusannya untuk bepergian dengan kendaraan umum dan memilih jubah yang sederhana, kamu dapat merasakan bagaimana nilai-nilai Santo Fransiskus terwujud dalam kehidupan sehari-harinya. Paus Fransiskus tidak hanya menyampaikan pesan dengan kata-kata, tetapi ia hidup sesuai dengan prinsip-prinsip yang diajarkannya.

Perhatian Terhadap Kaum Miskin dan Terpinggirkan

Paus Fransiskus dikenal sebagai "Paus bagi kaum miskin." Seperti Santo Fransiskus, yang menjadikan pelayanan kepada kaum miskin sebagai inti dari hidupnya, Paus Fransiskus kerap berbicara tentang pentingnya keadilan sosial dan solidaritas dengan mereka yang kurang beruntung. Ia mengingatkan dunia bahwa ketidakadilan sosial adalah sebuah dosa yang harus diperbaiki.

Salah satu pesan kuat yang sering disampaikan oleh Paus Fransiskus adalah kritiknya terhadap kapitalisme yang tidak terkendali dan kesenjangan ekonomi global. Menurutnya, sistem ekonomi saat ini seringkali hanya menguntungkan segelintir orang kaya, sementara sebagian besar masyarakat hidup dalam kemiskinan. Pesan ini sangat relevan dengan apa yang diajarkan Santo Fransiskus berabad-abad yang lalu, di mana ia menyerukan agar orang lebih peduli kepada sesama, terutama mereka yang hidup dalam kesulitan.

Jika kamu melihat situasi dunia saat ini, di mana kesenjangan sosial semakin lebar dan banyak orang terpinggirkan dari kesejahteraan, apa yang dikatakan oleh Paus Fransiskus menjadi semakin nyata. Ia mengajak kamu untuk berpikir, apakah kita sudah cukup peduli dengan kondisi orang-orang di sekitar kita? Apakah kita sudah melakukan sesuatu untuk mengurangi penderitaan mereka? Pertanyaan-pertanyaan ini mengingatkan kita akan pentingnya rasa empati dan solidaritas, seperti yang diajarkan oleh kedua Fransiskus tersebut.

Kepedulian terhadap Lingkungan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun